Ekonom: Corona, Pengusaha Restoran Di Bulan Ramadhan Diprediksi Sepi

Loading

goodmoneyID – Senior Business Consultant Franchise & Marketing Expert Djoko Kurniawan, menyebut Industri sektor makanan dan minuman atau restoran pada bulan Ramadhan nanti tak akan mendulang keuntungan seperti saat ramadhan sebelumnya, hal ini disinyalir karena pengaruh dari dampak virus corona (covid-19).

“Tiap kali ramadhan industri makanan kita (Indonesia) pasti omzet naik hingga 3-4 kali lipat, namun adanya corona ini saya melihat bulan ramadhan omzet restoran tidak terdongkrak, dan sama seperti sekarang, masih sepi,” ujar Djoko kepada goodmoney, Senin (06/4).

Prediksinya ini sejalan dengan kondisi penyebaran virus corona yang makin hari makin bertambah, dan juga melihat respon badan intelejen Indonesia yang meningkatkan kewaspadaanya Covid-19 ini hingga 60 hari kedepan.

Lanjut Djoko, Di bulan ramadhan ekonomi Indonesia biasanya terdongkrak dari sisi konsumsi publik, sebab banyak orang banyak melakukan pembelian baik makanan ataupun kebutuhan penunjang ibadah puasa. Khusus pengusaha restoran kata Djoko bahkan omzetnya di bulan puasa bisa melonjak hingga 4 kali lipat dari hari biasanya. Hal ini karena banyak mayoritas orang kaya yang ditinggal pulang kampung ARTnya (Asisten Rumah Tangga).

“Di bulan ramadhan kan banyak ART yang pulang kampung makanya banyak orang kaya yang memilih beli di resotran. Biasanya restoran dibulan ramadhan omzetnya bisa 3 – 4 kali, sekarang kalau kita lihat sudah turun, dan pas lebaran juga kelihatannya masih belum terangkat lagi,” terang Djoko.

Penuruan jumlah pelanggan di restoran juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang membatasi mobiltas masyarakat (social distancing) di tengah pandemi ini. Dengan demikian otomatis tak banyak bahkan hampir nyaris tak ada yang ingin keluar rumah kecuali memang kondisi penting dan mendesak.

Namun menurut Djoko, Industri manufaktur seperti jajanan olahan lebaran, seperti biskuit, bahan baku, minumah manis, masih tetap laris dan diprediksi masih meningkat di bulan ramdhan nanti. Sebab, makanan tersebut cendurung tahan lama dan mudah disimpan.

“Tapi kalau manufaktur, sepertiu bisikut cemilan dan bahan baku utama makanan masih akan menignkat. Jajanan khas lebaran masih bisa naik, karena orang orang akan menyetok bahan baku yang mudah di simpan dan tahan lama,” imbuh Djoko.

Djoko berharap dengan kebijakan pemerintah yang menekan jumlah penyebaran Covid-19 seperti memberlakukan Social Distancing, juga harus diimbangi dengan realisasi relaksasi  secepatnya pada sektor UMKM, termasuk UMKM makanan dan minuman, sebab sektor ini sangat terpengaruh sekali dnegan kebijakan tersebut.

“Pemerintah paling tidak bisa menyalamatkan sektor industri makanan, walaupun itu secara short cut (jangka pendek) setidaknya itu masih bisa membantu UMKM,” kata Djoko.

Djoko juga meminta agar pemerintah memikirkan bagaimana industri makanan bisa terus tumbuh di tengah wabah corona ini sekaligus menyambut bulan ramadhan, dengan menyediakan beberapa titik khusus untuk shelter orang melakukan pesan antar makanan, sehingga ruang gerak masyarakat bisa di batasi dan di atur secara tepat.

“Saat ini dan seterusnya sampai covid-19 berakhir, sebaiknya ada semacam tempat khusus untuk melakukan pesan antar makanan, sediakanlah bebera titik khusus, dimana orang diwajibkan melakukan delivery disana. Sehinga orang yang bergerak sedikit dan bisa di kontrol, tanpa mengangggu aktivitas bisnis industi UMKM makanan,” tutup Djoko.