Ekonomi DKI Jakarta Triwulan I 2020 Melambat 5,06%

Loading

goodmoneyID – Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta Triwulan I 2020 mengalami perlambatan. Pada triwulan ini tercatat hanya tumbuh sebesar 5,06% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,96% (yoy).

Direktur Eksekutif Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo, menyebutkan pelambatan ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta saat ini ditopang oleh  ekspor total dan konsumsi pemerintah. Sementara konsumsi rumah tangga masih tumbuh tapi melambat 4,93%.

“Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih cukup kuat, sebesar 4,93% (yoy), meski melambat sebagai dampak berkurangnya konsumsi masyarakat akibat pandemi Covid-19,” ujar Hamid, dalam keterang tertulis, Rabu (06/5).

Kebijakan seperti Work/School From Home (W/SFH) dan Physical Distancing juga mendorong penurunan pengeluaran masyarakat terutama untuk rekreasi dan transportasi. Perlambatan konsumsi rumah tangga lebih lanjut tertahan dengan meningkatnya konsumsi akan produk makanan dan minuman, kesehatan serta telekomunikasi.

Perlambatan ekonomi juga didorong oleh meningkatnya pertumbuhan impor total sebesar 4,93% (yoy), seiring dengan peningkatan impor antar daerah. Perlambatan ekonomi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan ekspor total dan konsumsi pemerintah. Ekspor total tercatat meningkat sebesar 9,75% (yoy), setelah mengalami kontraksi pada triwulan sebelumnya. Kenaikan ekspor terutama terjadi pada ekspor barang dan jasa ke luar DKI Jakarta untuk jasa perbankan, jasa kesehatan serta produk makanan jadi dan farmasi.

Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 2,27% (yoy), setelah triwulan sebelumnya mengalami kontraksi yang cukup dalam yakni -30,70% (yoy), bersumber dari belanja Kementerian/Lembaga di Jakarta maupun dari belanja APBD.

Dari Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ditopang oleh kenaikan kinerja di sektor jasa. Dua lapangan usaha utama, yakni LU Perdagangan dan LU Konstruksi melambat, sementara LU utama lainnya, yakni LU Industri Pengolahan mengalami kontraksi. LU Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor melambat  2,02% (yoy) sejalan dengan melambatnya kinerja konsumsi rumah tangga.

Sementara itu LU Konstruksi mengalami perlambatan menjadi 2,41% (yoy), sejalan dengan kinerja investasi yang masih tertahan. LU Industri pengolahan terkontraksi sebesar -1,47% (yoy) yang terjadi pada hampir seluruh kelompok industri kecuali industri makanan dan minuman serta farmasi. Beberapa LU lainnya mampu mencapai kinerja yang baik sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2020.

LU jasa keuangan meningkat sebesar 15,84% (yoy), ditopang meningkatnya aktivitas transaksi keuangan terutama pada perbankan. LU informasi dan komunikasi juga meningkat sebesar 9,16% (yoy), sejalan dengan peningkatan penggunaan internet untuk mendukung kegiatan W/SFH.

“Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor berbagai perkembangan baik di tingkat regional, nasional, maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta,” tutup Hamid.