Ekonomi & Keuangan Syariah Mampu Jadi Arus Baru Pertumbuhan Perekonomian Nasional

Loading

goodmoneyID – Sektor ekonomi syariah terbukti mampu menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru. Tidak hanya penduduk muslim, Kini seluruh dunia mulai ramai termasuk negara non muslim yang masuk ke sektor tersebut.

Teten Masduki selaku Wakil Ketua Umum I Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mengatakan peluang ekonomi syariah ini sangat menjanjikan, menurut data State of the Global Islamic Economy 2022, umat islam di dunia menghabiskan hingga USD 2 triliun  pada 2021 di sektor industri halal mulai dari makanan, farmasi hingga pariwisata.

“Visi indonesia menjadi kiblat ekonomi dunia bukan tanpa dasar, di tahun 2022 PDB Indonesia merupakan yang terbesar dibanding negara- negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Indonesia juga dinilai paling kompetitif dalam menarik investasi asing langsung dibanding negara OKI lainnya,”

Lanjut Teten, sebagai negara muslim terbesar dunia, indonesia merupakan pasar ekonomi syariah global. Data dari State of the Global Islamic Economy 2022 peringkat indonesia makin membaik dari tahun ketahun, pada tahun 2017 peringkat 11 kini menjadi peringkat 4 dunia dalam ekonomi dan keuangan syariah.

“Ikhtiar ini kita lakukan bersama sama untuk menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai arus baru perekonomian nasional telah mendapat pengakuan internasional dan perhatian pemangku kepentingan domsetik,” ungkap Teten.

Tak hanya itu, beberapa tahun terakhir Indonesia turut berhasil mencatatkan kemajuan dan prestasi di berbagai sektor unggulan. Bahkan kontribusi rantai ekonomi halal terhadap PDB terus membaik seiring dengan tumbuhnya penduduk muslim dan tren gaya hidup halal.

Berdasarkan Indonesia Halal Market Report Tahun 2021-2022 pertumbuhan ekspor produk halal, investasi asing langsung, dan substitusi impor, berpotensi mendorong peningkatan PDB Indonesia hingga 5,1 miliar dolar AS.

Dari sisi keuangan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan presensi industri keuangan syariah yang kuat yaitu ditandai dengan peringkat keuangan syariah Indonesia di posisi 10 teratas dunia dalam hal total aset.

Total aset keuangan syariah Indonesia, tidak termasuk saham syariah, mencapai lebih dari Rp2.000 triliun atau 143 miliar dolar AS per Desember 2021 dengan asumsi kurs Rp14.200.

Kemudian di tahun kedua pandemi COVID-19 aset keuangan syariah Indonesia mampu tumbuh 13,82 persen (yoy) menjadi Rp2.050,44 triliun atau meningkat dari tahun sebelumnya Rp1.801,4 triliun.

Sedangkan pasar modal syariah yang memiliki porsi sebesar aset keuangan syariah sekitar 60,27 persen mengalami pertumbuhan tertinggi diantara sektor lainnya dengan laju 14,83 persen (yoy). Perbankan syariah dengan pangsa pasar 33,83 persen dari keuangan syariah tumbuh sebesar 13,94 persen (yoy).

Selanjutnya Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah yang memiliki porsi sebesar 5,90 persen dari total aset keuangan syariah juga tumbuh sebesar 3,90 persen (yoy). Secara kumulatif, keuangan syariah Indonesia masih mencatatkan prestasi yang baik di masa pandemi dengan mempertahankan peringkat kedua dalam Islamic Finance Development Indicator pada 2021.