goodmoneyID – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis bahwa prospek perekonomian nasional akan kembali pulih pada tahun 2021. Oleh karena itu, Perry memperkirakan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara untuk tahun 2020 ini berada di kisaran 0,9% sampai 1,9%, kemudian rata-rata nilai tukar rupiah diperkirakan berkisar di level Rp14.000 sampai Rp14.600 dengan tingkat inflasi di kisaran 2 hingga 4%.
Sementara untuk tahun 2021, Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi akan pulih kembali di kisaran 5 hingga 6%, dengan target rata-rata nilai tukar rupiah yang berada di kisaran Rp13.700 sampai Rp14.300 dan tingkat inflasi sekitar 2 sampai 4%.
“Perkiraan tersebut didukung oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi global, semakin membaiknya dan pulihnya berbagai aktivitas pasca Covid-19, stimulus fiskal dan moneter, serta meningkatnya investasi yang diharapkan datang dengan penerapan RUU Ciptaker,” ujar Perry saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (22/6).
Dari sisi global, pihaknya pun memperkirakan bahwa ekonomi global akan mengalami kontraksi cukup dalam sebesar -2,2%. Namun kembali meningkat pada tahun 2021 hingga 5,2% yang diperkirakan akan terdorong oleh dampak stimulus kebijakan yang ditempuh banyak negara maupun faktor statistik base effect.
Adapun neraca pembayaran untuk kuartal kedua diperkirakan akan lebih baik. Pasalnya, data Mei 2020 menunjukkan defisit transaksi berjalan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD2,09 miliar. Namun, ia mencatat bahwa angka surplus tersebut disebabkan oleh terjadinya kontraksi tingkat impor yang lebih dalam ketimbang kontraksi ekspor.
Terkait cadangan devisa, Perry mencatat per akhir bulan Mei, posisi cadangan devisa tercatat mencapai USD130,5 miliar yang didukung dengan aliran modal asing masuk yang semakin membaik. Bahkan tercapai aliran modal masuk hingga USD7,3 miliar untuk periode kuartal kedua hingga 15 Juni 2020.
Maka dari itu, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada di kisaran 1,5% dari PDB untuk tahun 2020. Sementara untuk tahun 2021 diperkirakan akan ditargetkan pada kisaran 2,5 hingga 3%.
Untuk memastikan perkembangan tersebut dapat tercapai, BI akan terus menjalankan koordinasi erat dengan pemerintah. Terutama dengan Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Untuk melihat bagaimana berbagai kebijakan-kebijakan yang telah dan akan dilakukan, tidak hanya mendukung stabilitas sistem keuangan namun juga mendukung perekonomian nasional.