goodmoneyID – Pembentukan holding ultra mikro yang akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) diyakini dapat menciptakan pilihan produk keuangan yang lebih variatif bagi pelaku usaha mikro.
Anggota DPR Komisi XI dari fraksi PDI Perjuangan Dolfie OFP menyampaikan Pegadaian selama ini sudah berhasil menciptakan produk keuangan yang cepat dalam menjawab semua kebutuhan likuiditas pelaku usaha mikro.
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pun dinilai konsisten memberi pendampingan kepada pelaku UMKM dan terus melakukan upaya pemulihan dan pengembangan usaha pelaku mikro yang belum tergarap perbankan.
Dolfie juga menilai BRI sebagai salah satu bank pelat merah terbesar saat ini memiliki kekuatan modal, likuiditas dan teknologi yang kuat untuk mendorong UMKM agar naik kelas.
“Semua karakteristik tersebut akan disinergikan sehingga semua kebutuhan keuangan yang variatif dari pelaku mikro dapat difasilitasi dalam satu holding,” kata Dolfie, dalam keterangan resmi, Selasa (16/3).
Dolfie pun menyampaikan sinergi akan mendukung adanya integrasi operasional ketiga institusi ini. Hal tersebut dapat membuat kinerja BRI, PNM, dan Pegadaian menjadi lebih optimal. Hal ini akan memberi efisiensi tambahan dalam operasional, yang pada akhirnya berdampak pada semakin ringannya biaya pembiayaan bagi pelaku mikro.
Adapun, Dolfie menjelaskan Komisi XI DPR akan proaktif dalam mengawal pembentukan holding ultra mikro ini. Semua bentuk sinergi dan komunikasi akan dipastikan berjalan dengan lancar sehingga holding ultra mikro dapat langsung beroperasi dengan optimal pada masa efektifnya.
Holding BUMN untuk ultra mikro bertujuan mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta pelaku usaha ultra mikro yang mayoritas belum tersentuh layanan perbankan.
Melalui integrasi ekosistem, rasio pelaku usaha ultra mikro yang tidak terlayani lembaga keuangan formal dapat diturunkan dari 68 persen pada 2018 menjadi 42 persen pada 2024.
Di tempat terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai BRI selaku pemimpin dalam holding ini memiliki kepercayaan investor yang besar dengan kapitalisasi pasar Rp583 triliun.
“Kemampuan BRI itu sangat besar untuk pengembangan segmen UMKM. Kemampuannya untuk melakukan transformasi pada Pegadaian dan PNM pun juga sangat besar juga,” katanya.
Dia menjelaskan proses pembentukan holding ultra mikro pada intinya akan memberi manfaat ke banyak pihak. Bagi BRI, menurut Nafan, hal ini akan membantu percepatan ekspansi pembiayaan UMKM sehingga sektor ini dapat menjalankan peran dan meningkatkan kapasitasnya dalam perekonomian.
Bagi Pegadaian dan PNM, jelas Nafan, holding akan membuat struktur lembaganya menjadi lebih kuat. Sumber daya manusia (SDM) dan sistem informasi yang dimiliki keduanya tentu akan meningkat seiring dengan integrasi BRI. Integrasi serta karakteristik yang beragam akan membuat solusi keuangan bagi pelaku usaha mikro semakin lengkap dan murah.
Adapun bagi pelaku UMKM, Nafan berpendapat efisiensi yang dihasilkan dari aksi korporasi ini tentu akan ditransmisikan ke suku bunga pembiayaan nasabah UMKM.
“Proses operasional pemibiayaan pun akan lebih cepat dan mudah lataran integrasi data ke depannya,” tutup Nafan.