Investasi dan Zakat, Paket Komplit Yang Harus Jadi Prioritas Masa Depan

Loading

goodmoneyID – Mempersiapkan tujuan finansial untuk di masa yang akan datang berupa investasi menjadi hal yang wajib dilakukan. Namun, ada hal lain juga yang perlu dijadikan sebagai prioritas terutama bagi seorang Muslim, yakni berzakat.

Selain zakat fitrah yang wajib dikeluarkan, ada pula zakat mal. Mal bisa diartikan sebagai harta atau kekayaan, zakat mal berarti zakat yang ditunaikan atas segala jenis harta yang diperoleh dari sesuatu yang tidak menyalahi syariat Islam.

Hal Yang Wajib Kamu Diketahui Soal Zakat Mal

Zakat Mal Kadar Zakatnya 2,5 Persen dari Total Harta

Nishab zakat penghasilan adalah 85 gram emas per tahun, selain emas, perak juga bisa menjadi patokannya yakni setara 595 gram.

Jika total kekayaan tidak mencapai nishab, maka orang tersebut tidak terkena wajib zakat, perhitungan 2,5% sejatinya berlaku juga dalam zakat penghasilan. Setiap bulan seoran gMuslim wajib mengeluarkan 2,5% dari penghasilannya untuk berzakat.

Kemudian, apabila penghasilan per bulan tidak mencapai nishab, maka hasil pendapatan selama 1 tahun dikumpulkan atau dihitung, kemudian zakat ditunaikan jika penghasilannya sudah cukup nishab.

Aset yang Harus Dikeluarkan Zakatnya

Hafiza menambahkan, aset atau barang-barang yang dimiliki tentunya harus dikeluarkan zakatnya, kecuali barang tersebut digunakan sehari-hari.

Anggap saja ketika kita memiliki perhiasan emas yang digunakan sehari-hari, begitu pula dengan mobil atau rumah seisinya yang kita tempati, kita tidak perlu membayar zakatnya karena emas tadi, kendaraan, dan properti itu memang kita gunakan. Namun jika emas itu adalah emas sebagai aset simpanan, atau aset properti yang dijadikan investasi, saham atau reksa dana, maka itu harus dikeluarkan zakatnya.

Pada dasarnya, zakat mal terdiri atas simpanan kekayaan seperti aset lancar (kas atau setara kas), logam mulia, surat berharga (surat utang, sukuk, saham, reksa dana), penghasilan profesi, aset perdagangan, hasil barang tambang atau hasil laut, hasil sewa aset dan lain sebagainya.

Adapun syarat harta yang terkena kewajiban zakat maal adalah, kepemilikannya penuh, perolehannya halal, dapat dimanfaatkan, mencukupi nishab, bebas dari utang, mencapai haul, dan dapat ditunaikan saat mencapai nishab.

Zakat Masuk dalam Pengeluaran Wajib

Bagi umat Islam, zakat maal tentu masuk dalam pengeluaran yang sifatnya wajib. Bila sebuah pengeluaran masuk dalam kategori wajib, maka mereka yang tidak membayar akan dijatuhi sanksi, bila pajak sanksinya dari Negara, cicilan sanksinya dari lembaga pemberi kredit, namun zakat sanksinya bersifat spiritual.

Mengingat pengeluaran ini bersifat wajib, maka penting sekali bagi kita untuk memiliki neraca keuangan pribadi.

Akbar menambahkan bahwa, neraca keuangan akan berisi seputar aset dan juga liabilitas (utang). Dengan memiliki neraca keuangan pribadi, seseorang dapat dengan mudah mengetahui berapa besar zakat maal yang harus dibayarkan.

Jika estimasi zakat yang dimiliki sudah diketahui, maka dia tentu bisa mempersiapkan dana jauh-jauh hari untuk menunaikan kewajibannya.