goodmoneyID – Perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang merata, menghadirkan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Hal ini menuntut pelaku usaha dan kalangan bisnis untuk terus melakukan upaya terbaik demi memperbaiki iklim perekonomian di tanah air.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta W. Kamdani mengatakan, pelaku usaha perlu melakukan kajian secara mendalam terhadap permasalahan umum dan sektoral, khususnya mengenai investasi dan perdagangan. Selain itu, perlunya dorongan untuk mereka (para pelaku usaha) agar lebih berorientasi pada ekspor. “Jangan hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan domestik,” kata Shinta di Jakarta, Selasa (19/11).
Shinta menginginkan pemerintah untuk melakukan mapping produk yang memiliki potensi, sehingga Indonesia bisa fokus ke barang bisa diterima di luar negeri. “Sehubungan dengan peluang ekspor barang Indonesia di pasar dunia, pemerintah perlu melakukan mapping produk-produk unggulan dan potensial Indonesia, serta memberikan fasilitasi dan insentif kepada pelaku usaha yang akan melakukan ekspor, melakukan kerjasama dengan pemerintah negara lain dalam hal harmonisasi regulasi teknis dan standar, juga pengakuan terhadap lembaga-lembaga yang melakukan pengujian, sertifikasi, inspeksi, dan akreditasi di Indonesia,” kata Shinta.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Kadin Indonesia Roslan Roeslani mengatakan saat ini ekspor belum bisa dijadikan tumpuan utama pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, ada 3 sektor yang menjadi triger terkuat pendorong ekonomi Indonesia sekarang.
“Pertumbuhan kita trigger–nya paling gede dari tiga hal yaitu konsumsi rumah tangga sebanyak 45 persen, i nvestasi sebanyak 30 persen lebih, dan goverment spending sebanyak 7-8 persen,” kata Rosan.
Rosan menambahkan, ekspor tantanganya masih besar, antara lain masalah internal, seperti perizinan regulasi, birokrasi, dan insentif lain seperti kebijakan fiskal dan moneter serta bauran. Kemudian masalah eksternalnya Indonesia harus keluar secara aktif seperti negara lain, yang rata rata aktif mereformasi diri sendiri.
Dalam hal ini Kadin berharap Kementrian Luar Negeri beserta jajaranya bisa sekaligus menjadi market intelligent bagi perekonomian negeri. Sehingga mereka bisa memberi masukan kepada Kadin potensi apa atau kebijakan apa yang sedang terjadi di luar negeri.