Keuntungan Pegadaian Dari Pembentukan Holding UMi

Loading

goodmoneyID – Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan Holding UMi yang merupakan sinergi bersama BRI dan PNM akan menutupi salah satu kelemahan perseroan, terutama terkait jumlah jaringan bisnis. Melalui Holding UMi akan semakin memperkuat dan memperdalam penetrasi bisnis BUMN dengan basis usaha gadai tersebut.

“Pegadaian ini cabangnya tidak sebanyak bank BRI, agennya tidak sebanyak bank BRI. Itu adalah salah satu kelemahan Pegadaian, outreach kita itu sangat terbatas, dan hanya banyak di kota-kota besar. Nah, dengan bergabungnya kita dengan BRI dan juga dengan PNM, ini merupakan tambahan source yang luar biasa,” tuturnya, di Jakarta, Selasa (29/9).

Oleh karena itu, Holding UMi menurutnya akan memperluas jangkauan perseroan dengan sokongan jejaring bisnis BRI maupun PNM. Harapannya masyarakat akan mendapat akses pembiayaan yang jauh lebih murah, jauh lebih mudah dan sangat terpercaya.

Terkait IT, Kuswiyoto mengungkapkan, sebelum Holding Ultra Mikro terbentuk ketiga entitas BUMN mengembangkan IT sendiri-sendiri untuk menyokong bisnis di era digitalisasi yang menyedot biaya sangat mahal. Dengan integrasi melalui Holding UMi, terlebih BRI sebagai induk memiliki kemampuan IT yang sangat mumpuni, hal tersebut akan semakin efisien.

Dia pun mengatakan, BRI sebagai bank terbesar di Tanah Air akan membantu pihaknya juga PNM terkait pendanaan. Pasalnya, Pegadaian adalah institusi pemberi jasa layanan keuangan yang tidak boleh menghimpun dana dari masyarakat. Namun menggunakan dana pinjaman.

“Dengan adanya bantuan dari induk tentunya kita akan mendapatkan cost of fund yang jauh lebih murah, dan tentunya kita akan langsung pass through kepada nasabah kita sehingga, paling telat bulan November melalui Holding UMi sudah bisa menurunkan suku bunga terhadap masyarakat,” ujarnya.

Adapun potensi jejaring bisnis ketiga entitas BUMN tersebut meliputi BRI dengan 9.618 jaringan kantor dan 470.00 Agen BRILink. Pegadaian 4.915 gerai layanan, sedangkan PNM 2.860 gerai layanan dan sekitar 50.000 tenaga pemasar.

Sementara itu, kinerja Pegadaian sepanjang semester I/2021 naik tipis 2,9% menjadi Rp10,43 triliun dari Rp10,13 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, laba bersih turun 15% dari Rp1,53 triliun menjadi Rp1,3 triliun.

Di sisi jumlah nasabah, hingga 30 Juni 2021 Pegadaian mencatat kenaikan sekitar 21,4% menjadi 18 juta orang. Penambahan nasabah ini berdampak pada peningkatan omset bisnis gadai yang tumbuh 6,1% dari Rp 75,57 triliun menjadi Rp 80,18 triliun.

Kenaikan omset tersebut terdiri dari gadai konvensional naik 5,9% dari Rp 64,21 triliun menjadi Rp 67,98 triliun, dan gadai syariah naik 7,4% dari Rp11,36 triliun menjadi Rp 12,2 triliun. Dengan hadirnya Holding UMi, Kuswiyoto optimistis kinerja ke depan akan semakin terpacu. “Intinya Pegadaian sangat-sangat diuntungkan dalam ekosistem yang baru ini,” tutupnya.