KNEKS: Bank Syariah Indonesia Bisa Jadi Prime Mover Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah

Loading

goodmoneyID – Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk., bisa menjadi penggerak utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Potensi ini besar kemungkinan terwujud karena Bank Syariah Indonesia akan meneruskan ekosistem halal yang sudah dirintis bank-bank pendahulunya.

Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo Soedigno menegaskan, dengan jaringan dan produk yang lengkap Bank Syariah Indonesia dapat memperkuat kapasitas industri keuangan syariah untuk melayani masyarakat. Kehadirannya pun dipercaya membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan industri keuangan syariah ke depannya.

“Bank Syariah Indonesia mempunyai customer base yang besar, produk lengkap dan jaringan yang luas. Saya berharap BSI dapat menjadi prime mover dalam pengembangan ekosistem ekonomi & keuangan syariah dengan meningkatkan pengembangan ekosistem halal yang sudah dirintis oleh bank-bank eksisting sebelum merger, memperkuat kapabilitas dan eksposur pembiayaan wholesale baik di dalam dan luar negeri, melayani segmen UMKM dengan skema value chain, serta meningkatkan kapabilitas IT dan SDM,” tutur Ventje, dalam rilis yang diterima goodmoneyID, Kamis (7/12).

Rencananya, Bank Syariah Indonesia efektif beroperasi pada 1 Februari 2021. Bank Syariah Indonesia lahir dari proses merger yang melibatkan PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Saat ini, proses penggabungan usaha ketiga bank syariah milik negara ini masih berlangsung.

Ventje mengungkapkan, Bank Syariah Indonesia harus memiliki manajemen yang kuat agar bank hasil penggabungan ini dapat segera berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Keberadaan manajemen kuat bisa memastikan terjaganya kualitas pelayanan terhadap nasabah eksisting pun baru.

“Untuk dapat segera take-off, BSI harus memiliki Project Management yang kuat, menjaga service level kepada nasabah eksisting, secara paralel melakukan konsolidasi sistem SDM maupun governance, serta membangun iklim inovasi untuk dapat terus kompetitif, efisien dan sustainable,” ujarnya.

Sementara itu sebelumnya, Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin menyebut kehadiran Bank Syariah Indonesia adalah salah satu cara pemerintah memperkuat kelembagaan industri keuangan syariah. Bank hasil merger ini juga bisa meningkatkan partisipasi Indonesia dalam perekonomian syariah global.

Ma’ruf Amin berkata, industri keuangan syariah di Indonesia memiliki prospek menjanjikan untuk berkembang. Apalagi, sepanjang 2020 pertumbuhan aset industri perbankan syariah tercatat tumbuh lebih tinggi dibanding perbankan konvensional. Hal ini membuktikan tingginya tingkat resiliensi perbankan syariah.

“Dengan adanya Bank Syariah Indonesia ini diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain keuangan syariah yang diperhitungkan baik ditingkat lokal maupun global. Kita juga ingin memanfaatkan potensi dana sosial yang besar seperti zakat dan wakaf bila segala infrastruktur pendukungnya telah siap. Pengelolaan dana wakaf tunai ini memerlukan SDM yang ahli dalam bidang manajemen, investasi syariah, agar dana dapat dikembangkan secara tepat dan mengutip prinsip-prinsip syariah,” ujar Ma’ruf Amin.

Berdasarkan laporan The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2020/2021, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam Global Islamic Indicator. Posisi ini naik dari peringkat 5 pada 2019, dan peringkat ke-10 pada 2018.

Indonesia juga menduduki peringkat ke-2 dalam laporan Islamic Financial Development Indicator 2020, naik dari peringkat ke-4 pada 2019. “Kita harus terus mendorong ekonomi dan keuangan syariah agar mencapai potensinya secara domestik dan dapat menjadi pemain global,” ujar Ma’ruf.