LPEI Dorong Gula Kelapa Banyumas Mendunia Tembus Ekspor 10 Negara

Loading

goodmoneyID – Berawal dari pengusaha konstruksi, Astin Atsna kini beralih  menjadi eksportir gula kelapa. Perjalanan bisnis itulah yang kini dilalui oleh sosok perempuan  tangguh di balik CV Hugo Inovasi yang memutuskan untuk merintis bisnis di bidang produksi  kelapa organik pada tahun 2019. 

Pengalaman Astin di industri gula kelapa dimulai sejak tahun 2012, ketika dia mulai memberikan  pendampingan kepada para petani gula kelapa lokal. Astin meningkatkan kompetensi para  petani gula kelapa agar mereka dapat meningkatkan produksi dan pada akhirnya meningkatkan  pendapatan mereka. 

Seiring berjalannya waktu, Astin melihat peluang bisnis yang lebih baik. Dia menyadari bahwa  gula kelapa tidak hanya dapat memenuhi pasar lokal, namun juga berpotensi menembus pasar  ekspor. Dari pengalaman pendampingan tersebut, Astin akhirnya mendirikan CV Hugo Inovasi  pada tahun 2019 dengan tujuan melakukan ekspor perdana. 

“Saat ini, kami melakukan pendampingan kepada sekitar 1.000 petani binaan. CV Hugo Inovasi  memberikan dukungan berupa pelatihan, penyediaan alat-alat produksi, dengan harapan petani  dapat diversifikasi produk, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk,” kata Astin. 

Pendampingan yang diberikan oleh Astin telah memberikan hasil yang sangat positif. Petani  yang tadinya hanya menghasilkan barang mentah berupa nira, kini juga mampu menghasilkan  produk bernilai tambah seperti gula cetak, gula cair, dan gula kristal. 

Untuk dapat sukses dalam menembus pasar ekspor, Astin selalu memperhatikan kualitas  produknya. Dia telah membangun sistem quality control yang bertugas untuk menjaga kualitas  produk. Astin sendiri turun langsung memantau kondisi produk di tingkat petani dan melakukan  pendampingan yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga. 

“Selain memberikan pendampingan, kami melakukan pertemuan secara berkala untuk berbagi  pengetahuan dan wawasan dengan petani untuk menjaga kualitas produk. Pendampingan yang  kami lakukan juga ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani gula kelapa hingga 30%,”  katanya. 

Hasilnya, produk gula kelapa CV Hugo Inovasi sangat diminati oleh pasar internasional. Produk  gula kelapa asal Banyumas ini telah menembus 10 negara seperti Amerika Serikat, Spanyol,  Ghana, Inggris, Arab Saudi, Bahrain, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, dan  Australia. Hingga saat ini, lebih dari 90% penjualan CV Hugo Inovasi berasal dari ekspor. 

Astin bercerita keberhasilan ini tidak lepas dari kecermatan dalam melihat peluang bisnis, kerja  keras, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah memanfaatkan  pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Penugasan  Khusus Ekspor untuk mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah Berorientasi Ekspor (PKE  UKM). Pembiayaan dari LPEI digunakan sebagai modal kerja untuk memenuhi permintaan buyer  dari luar negeri serta meningkatkan kapasitas produksi mereka.

“Kehadiran LPEI di tengah-tengah pelaku UKM seperti kami ini sangat membantu. Selain  mendapatkan pembiayaan dari LPEI, kami juga dapat berkonsultasi misalnya bagaimana dalam  menyusun laporan keuangan yang baik,” ujar Astin. 

Ia berharap dukungan yang diberikan LPEI ini dapat meningkatkan kapasitas usaha,  memperluas akses pasar, sehingga upayanya untuk terus merangkul lebih banyak petani lokal  dapat terus berlangsung serta kesejahteraan mereka dapat terus meningkat. 

Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM)  memainkan peran penting dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan  diversifikasi ekonomi negara.  

Program PKE UKM merupakan bentuk kehadiran negara melalui Kementerian Keuangan RI  yang diberikan kepada LPEI sebagai bentuk dukungan APBN kepada para pelaku usaha  berorientasi ekspor. Dengan PKE UKM, UKM berorientasi ekspor memiliki akses yang lebih  mudah ke pembiayaan, penjaminan, asuransi ekspor, dan jasa konsultasi. 

Sejak 2021 hingga September 2023 dukungan APBN melalui program PKE UKM telah mencapai  Rp 924 miliar yang dimanfaatkan oleh lebih dari 120 pelaku UKM pada lebih dari 30 produk ke  lebih dari 40 negara tujuan ekspor.  

“Program PKE UKM merupakan bentuk kehadiran negara melalui Kementerian Keuangan RI  yang diberikan kepada LPEI sebagai bentuk dukungan APBN kepada para pelaku usaha berorientasi ekspor. Dengan PKE UKM, UKM berorientasi ekspor memiliki akses yang lebih  mudah ke pembiayaan, penjaminan, asuransi ekspor, dan jasa konsultasi,” jelas Direktur  Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi. 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x