Luhut Minta UMKM Gunakan Teknologi Tinggi

Loading

goodmoneyID –  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, meminta sumber daya manusia (SDM) dalam Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM), harus menggunakan teknologi tinggi dan melewati proses riset terlebih dulu. Hal ini diungkapkan dalam acara virtual  virtual Launching Bangga Buatan Indonesia #pernakpernikunik, Rabu (16/9).

Menurut Luhut, hal tersebut perlu dilakukan agar Indonesia menjadi Negara terdepan di Asia Tenggara dalam produksi pernak pernik yang unik berbasis research dan teknologi. Kolaborasi dan sinergitas program antar instansi menjadi bagian solusi untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi di kuartal 3 dan 4 ini.

“Indonesia berada di urutan 3 besar dunia sebagai Negara dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar ke PDB nasionalnya dengan kontribusi 7,28% terhadap PDB di bawah AS dan Korsel. Ini saya pikir perlu kita tingkatkan ke depan karena jumlah UMKM kita itu lebih dari 61 juta kelompok. Dari 17 sektor ekonomi kreatif penyumbang PDB nasional, sub sektor kriya merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB nasional Indonesia,” kata Menko Luhut, dalam acara virtual Launching Bangga Buatan Indonesia #pernakpernikunik, Rabu (16/9).

Luhut Menambahkan, pada tahun 2019 nilai sektor kriya tembus hingga USD892 juta atau naik 2,5% dari perolehan 2018 sebesar USD874 juta. Tren positif ini harus terus dijaga melalui semangat kerja sama. Walaupun angka ini masih jauh dari harapan.

Oleh karena itu, kampanye Bangga Buatan Indonesia (BBI) ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan itu jauh lebih besar. Produk kriya yang lahir dari tangan anak bangsa harus menjadi tuan rumah di Indonesia. Produk kriya tersebut harus terletak secara strategis di berbagai etalase pusat perbelanjaan. Dengan demikian, konsumen dapat melihat langsung dan membeli produk dalam negeri.

“Nilai tambah pernak pernik akan semakin tinggi dengan disandingkan bersama research dan teknologi. Tidak bisa kita lepas dari research dan teknologi ini,” kata luhut.

Survei Badan Pusat Statstik (BPS) menemukan lebih atau 16% UMKM cenderung melakukan diversifikasi usaha selama pandemic, dan 83% UMKM mengakui adanya pengaruh positif dalam penggunaan media online untuk pemasaran.  Kolaborasi dan sinergitas untuk menghasilkan produk karya yang mempunyai nilai tambah besar berbasis teknologi dan research menjadi semakin maju dan sejahtera.

“Melalui BBI kita semakin perkokoh semangat gotong royong dan solidaritas semua pemangku kepentingan. Semenjak 14 mei 2020 sudah tercapai 1,9 juta lebih unit UMKM atau 94% dari target UMKM go digital ini. Saat ini sudah pasti lebih dari 1 juta yg sudah onboarding. Dengan tren seperti ini kita bisa mencapai 3 juta pada akhir tahun ini. Artinya kita bisa mencapai 150% dari target awal yang kita canangkan,” pungkas Luhut.