Manfaatkan PTSL, Bank UMKM Teken Kerjasama dengan BPN

Loading

goodmoneyID – Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim Bank UMKM Jawa Timur, melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Jawa Timur dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Timur.

Dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama yang dilaksanakan di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Senin (17/10) ini, melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang dimiliki BPN, kinerja Bank UMKM Jatim semakin optimal. Sebab masyarakat yang telah mendapatkan sertifikat bisa menjadi nasabah Bank UMKM.

Direktur Utama Bank BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur, Yudhi Wahyu M menuturkan, untuk mengoptimalkan kinerja, Bank UMKM tidak bisa berjalan sendiri. Selama ini telah terjalin sinergi dan kolaborasi yang baik antara instansi vertikal dan horizontal, sesuai arahan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

“Selama ini kita telah melakukan sinergi yang baik antara organisasi perangkat daerah (OPD), baik di Pemprov Jatim maupun kabupaten/kota. Kita juga bekerjasama dengan lembaga lain, seperti denga BPN Jatim, yang memiliki program PTSL,” kata Yudhi, saat memberikan sambutannya.

Menurut Yudhi, pertumbuhan kredit Bank UMKM salah satunya ditopang bidang pertanian. Salah satunya programnya adalah Program Kredit Petani Jawa Timur (PKPJ), yang anggarannya mencapai Rp200 miliar sudah terserap habis. Perputaran uang Rp200 miliar itu, kata Yudhi, telah mencapai Rp1,4 triliun.

“Bank UMKM memiliki 32 cabang dan 120 kantor kas. Kantor kas ini utamanya berada di kecamatan-kecamatan. Karena kantornya yang dekat dekat dengan masyarakat ini, kita bersentuhan langsung dengan para petani. Utamanya yang telah mendapat sertifikat tanah melalui program PTSL dan capaiannya sangat tinggi,” jelasnya.

Yudhi mengatakan, total kredit yang telah tersalurkan per September 2022 sebesar Rp2,275 triliun. Dari jumlah itu, PTSL menyumbang sebesar 12,8 persen. Sedangkan penyumbang terbesar PTSL dari sektor pertanian mencapai 57,34 persen, kemudian perdagangan 36,26 persen.

Pemanfaatan program PTSL in, lanjutnya, bermula sejak 2019 lalu saat bunga kredit konsumsi Bank UMKM kalah bersaing dengan bank-bank nasional. “Karena itu, kita akhirnya putuskan untuk kembali ke khittoh yakni UMKM. Alhamdulillah capaiannya luar biasa,” katanya.

Selama pandemi Covid-19, lanjutnya, pertanian dan UMKM menjadi penopang perekonomian Jatim. Bahkan produksi padi Jatim tertinggi nasional. Hal itu jika dibedah lebih dalam, ada sumbangannya Bank UMKM, karena para petani mendapatkan akses modal dari Bank UMKM.

Sementara itu, hingga Juni 2022, aset Bank UMKM Jatim menduduki peringkat terbesar ketiga nasional dengan nilai aset mencapai Rp2,904 triliun. Hingga akhir 2022 ini diprediksi asetnya bisa mencapai Rp3 triliun.

“Pertanian menjadi salah satu fokus kita. Karena pertanian itu dari kita untuk kita. Jadi kami optimis perekonomian tahun 2023 yang katanya suram, akan bisa terlalui dengan baik,” pungkasnya.