goodmoneyID – Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tiap tahun market share keuangan syariah terus mengalami kenaikan. Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Deden Firman Hendarsyah, mengatakan mengatakan total aset keuangan syariah Indonesia per Desember 2020 mencapai Rp 1.802 triliun atau 9,89 persen dari total aset keuangan secara keseluruhan.
“Meskipun tahun 2020 ekonomi nasional berat, tapi ekonomi syariah bisa terus tumbuh dengan baik,” ujar Deden, dalam Seminar Peran Perbankan Syariah dan Momentum Kebangkitan Industri Halal Dunia dalam peringatan Hari Pers Nasional yang digelar secara virtual, Minggu (7/2).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi marketshare ekonomi syariah di Indonesia, Deden menyebutkan diantaranya adalah perbankan syariah, Pasar Modal Syariah, industri keuangan non bank syariah, pembiayaan dan asuransi syariah, pegadaian syariah, fintech syariah, dan stakeholder yang ada di industri halal.
Menurut Deden pasar modal syariah memberikan pengaruh yang sangat signifikasn terhadap peningkatan market share keuangan syariah.
“Beberapa tahun terakhir ini ada lonjakan aset di keuangan syariah yang berasal dari pasar modal syariah, kalau kita lihat misalnya di tahun 2017 bahkan sebelumnya dimulai tahun 2014 akan terlihat sekali peran pasar modal syariah masih sangat kecil dibandingkan perbankan. Dulu perbankan syariah masih sangat dominan, lalu pemerintah indonesia mengeluarkan suku, diluncurkannya sukuk maka dimulailah era baru di pasar modal syariah,” ujar Deden.
Suku dari tahun ke tahun bisa dibilang sukses. Pada tahun 2017 dominasi perbankan syariah itu sudah tidak lagi besar, porsinya lebih besar di keuangan pasar modal, hal ini terutama karena kian dimanatinya sukuk baik itu berupa sukuk global maupun dalam negeri.
“Sukuk ritel sangat diminati oleh investor dalam negeri begitu juga sukuk global di luar negeri, itu salah satu faktor utama yang bisa meningkatkan market share keuangan syariah,” imbuh Deden.
Mengenai perbankan syariah, Deden menjelaskan meskipun total aset perbankan syariah tiap tahun selalu tumbuh, tapi tumbuhnya mengalami perambatan.
“Sekali lagi saya tegaskan bukan asetnya yang turun, tapi pertumbuhannya secara persentase melandai, tapi secara aset perbankan syariah terus tumbuh,” imbuhnya.
Dari sisi perbankan sekarang market sharenya mencapai 6,51% sebelumnya masih terjebak di 5. Konversi bank Aceh dan NTB, juga kata Deden ikut mempengaruhi marekt share keuangan syariah.
“Konversi itu bisa juga berdampak tapi tidak terlalu besar, karena toal aset bank aceh lumayan besar, tapi total pertumbuhan bank syariah masih bisa tumbuh dgn baik.
Tentunya merger 3 bank syariah milik BUMN juga sangat memberikan pengaruh besar terhadap market share perbankan syariah.
“Merger dari semula bank mandiri syariah, BNI Syaraih dan BRI Syariah. itu pun bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan dan marketshare perbankan syariah,” tutup Deden.