Menkop Teten Akui Kontribusi UMKM Terhadap Ekspor Masih Rendah

Loading

goodmoneyID – Kontribusi UMKM (Usaha Menengah Kecil Mikro) terhadap ekspor saat ini terbilang masih rendah, yakni berkisar di angka 14,37%. Angka ini cukup tertinggal dari negara-negara APEC lain yang sudah mencapai 35 persen.

Hal ini diakui oleh Menter Koperasi dan UMKM, Teten Masduki ia menyebut peningkatan ekspor UMKM merupakan PR bersema guna mencapai target 500 ribu eksportir pada tahun 2030.

“Saya kira kontribusi ekspor UMKM ini masih rendah, ini PR kita bersama karena itu dengan agenda menambah 500 ribu eksportir baru, saya ingin UMKM dapat kontribusi paling banyak,” kata Teten Masduki, dalam paparanya secara virtual, Rabu (16/2).

Sebab itu lanjut Teten, mungkin perlu fokus dari berbagai menteri dan lembaga terkait, untuk mendorong baik dari sisi informasi market maupun potensial produk ekspor dari Indonesia itu seperti apa.

“Karena UMKM kita ini banyak sekaliĀ  yang punya produk potensial ekspor, seperti pertanian, perikanan, furniture, home decoration, kosmetik, herbal produk, termasuk juga muslim fashion potensial dikembangkan,” imbuh Teten.

Namun saat ini ada beberapa kendala yang masih dieluhkan oleh para pelaku UMKM terkait produknya bisa ekspor, seperti harus memenuhi berbagai sertifikat terlebih dahulu dll.

“Untuk satu pisang saja butuh 21 sertifikat agar masuk ke pasar eropa dan amerika, itu hanya untuk mempersulit ekspor saja bukan berkaitan dengan kualitas dan lainnya,” kata Teten,

Lanjut Teten, di Indonesia mayoritas 86% pelaku ekspor adalah usaha besar. UMKM masih kalah, akhirnya sulit menembus pasar ekspor, karena minimnya informasi pasar, dokumen persyaratan, kualitas produk yang tidak konsisten, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala logistik.

Padahal, sebagai satu negara agraris terbesar, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibanding negara pesaing. Indonesia bisa menangkap peluang pasar global melalui produk potensial ekspor UKM Indonesia antara lain pertanian, perikanan, furniture home decor, kosmetik, herbal product, indigenous product, serta modest fashion.

Tahun ini, lanjut Teten, guna meningkatkan kapasitas UMKM dalam ekspor nasional, pihaknya melakukan beberapa inisiatif di antaranya mendorong UMKM masuk ke sektor formal, upaya pengelolaan UMKM berkoperasi atau berkelompok dalam skala ekonomis, serta mengembangkan UMKM berbasis komoditi unggulan.

“Sehingga, lebih mudah masuk ke dalam rantai nilai global, termasuk dengan peningkatan jumlah UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital,” imbuh Teten.

Pemerintah juga mempermudah para eksportir dalam mengakses layanan perizinan ekspor dan impor barang, menyediakan informasi mengenai kesempatan pasar, regulasi pajak keluar, serta regulasi negara yang akan dituju melalui INSWmobile Kemenkeu.