Goodmoney – Buntut dari pemadaman listrik yang terjadi pada 4 Agustus 2019 lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno meminta PLN belajar dari negara lain soal kecepatan normalisasi pasokan listrik saat terjadi gangguan.
Seperti diketahui, pemadaman listrik berskala besar tidak hanya pernah terjadi di Indonesia. Sejumlah negara seperti Brasil, Amerika Serikat, Argentina maupun Inggris pernah mengalami. Namun demikian, skema listrik di negara-negara tersebut telah menerapkan house load system sehingga arus listrik dapat dinormalisasi kembali hanya dalam jangka waktu dua jam.
“Saya meminta direksi PLN untuk belajar dengan negara lain dalam hal normalisasi pemadaman listrik. Seperti di London, blackout (gelap total) yang terjadi bisa dipulihkan paling lambat dua jam,” ucap Rini dalam siaran persnya.
Kelebihan skema house load system yaitu ketika terjadi gangguan, maka listrik yang mati hanya satu desa atau satu wilayah saja sehingga pemulihannya akan lebih mudah.
Rini menambahkan house load system akan diterapkan di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta dan Surabaya. Selain meminta maaf, Rini juga berharap gangguan listrik yang melanda beberapa kota menjadi pembelajaran untuk PLN.
Rini juga meminta PLN untuk menyusun emergency scenario. Menurut Rini, hal ini penting untuk mempercepat upaya normalisasi gangguan pemadaman listrik. Selain itu, Rini juga mendorong PLN untuk meningkatkan infrastruktur dan sistem crisis center.
“Penggunaan crisis center ini nantinya akan disinergikan bersama BUMN dengan menggunakan call center bersama. PLN pun akan melakukan pengelolaan data dan informasi para pelanggan,” ucap Rini.