Pentingnya Keamanan Siber Bagi Percepatan Inovasi Ekosistem Layanan Keuangan Digital di Masa Pandemi Covid-19

Loading

goodmoneyID – Pandemi Covid-19 telah meningkatkan tren digitalisasi di berbagai sektor perekonomian, termasuk dalam kegiatan operasional perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia. Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu silam dan kini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), banyak perusahaan yang
mengubah caranya beroperasi.

Karyawan yang biasanya bekerja secara tatap muka beralih menjadi bekerja secara virtual dengan bantuan teknologi. Meningkatnya tren digitalisasi dalam kegiatan operasional, khususnya adopsi teknologi digital dalam pola kerja, juga kerapkali berimbas pada meningkatnya risiko keamanan siber perusahaan.

Sejauh ini, beberapa hal yang lazim dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga keamanan
sibernya adalah meningkatkan tata kelola teknologi informasi, mempercepat pertumbuhan aset teknologi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan menunjang kelancaran kegiatan operasional perusahaan serta meningkatkan jumlah tenaga kerja di bidang keamanan teknologi informasi.

Beberapa inisiatif yang disebutkan di atas dilakukan untuk meminimalisasi potensi risiko serangan dalam jagad siber. Terkhusus, apabila potensi risiko serangan siber tidak diidentifikasikan sejak awal, kegiatan operasional perusahaan di tengah zaman yang berubah ini akan terpengaruh secara signifikan di masa mendatang.

“Diskusi hari ini sangat bermanfaat untuk sedikitnya dua hal. Pertama, memetakan tantangan- tantangan yang perusahaan penyedia layanan jasa keuangan digital, termasuk fintech di dalamnya, hadapi terkait dengan keamanan siber. Kedua, memetakan potensi kolaborasi antarpemain di dalam ekosistem layanan keuangan digital untuk memperkuat keamanan siber,” kata Sati Rasuanto, Ketua Eksekutif Digital ID dan Data Privacy AFTECH & Chief Executive Officer VIDA, ketika membuka FinTech Talk yang bertema “Rolling in the Deep: The Role of Cyber security in Accelerating the Adoption of Innovation in Digital Financial Services Ecosystem,” Kamis (25/3).

Menurut Sati, kecenderungan pola kerja secara virtual telah menempatkan teknologi pada posisi yang sangat penting. Dengan adanya teknologi, komunikasi antardivisi dalam sebuah
perusahaan dapat tetap terjalin sehingga roda perekonomian terus berputar. Namun, bak dua sisi koin, kemudahan yang teknologi bawa juga mengandung risiko serangan siber yang era  kaitannya dengan perlindungan atau kerahasiaan data dan privasi.

Untuk itulah, ia mengimbau para pemain di ekosistem layanan keuangan untuk berkolaborasi dalam menciptakan jagad siber yang aman.

“Dengan berkolaborasi, pengetahuan kita akan semakin bertambah, terutama soal standar internasional terkait keamanan siber yang menjadi acuan dunia kita hari ini,” tambahnya.

Senada dengan Sati, Budi Janto, Country General Manager Lenovo Indonesia, juga menekankan pentingnya menciptakan kesadaran akan pentingnya keamanan siber bagi perusahaan-perusahaan, termasuk fintech, di Indonesia.

“Ruang kerja fleksibel dapat meningkatkan risiko data breach sehingga keamanan data ini harus menjadi prioritas nomor satu perusahaan dalam transformasi digital, termasuk menyediakan akses yang aman menuju resource perusahaan. Saat ini, cybersecurity menjadi prioritas bagi perusahaan di tahun 2020. Dan investasi di sektor ini, diperkirakan akan terus meningkat hingga 10% di tahun 2021,” kata Budi Janto.

Kegiatan Fintech Talk yang diselenggarakan oleh AFTECH bersama Lenovo ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada berbagai pihak tentang berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan fintech terkait keamanan siber, perkembangan teknologi keamanan siber serta rekomendasi strategi kolaborasi untuk memperkuat ekosistem keuangan digital di Indonesia.

“Kolaborasi dengan mitra teknologi strategis dapat membantu perusahaan untuk mengamankan area-area yang rentan terjadi breach. Di Lenovo, kami percaya bahwa solusi yang holistik dan menyeluruh dapat membantu memperkuat perimeter keamanan data perusahaan. Solusi kami memastikan kontrol keamanan dengan standar sekelas industri, yang diterapkan mulai dari desain produk, manufaktur, operasi, dan di seluruh rantai pasokan global kami,” tutup Budi.

FinTech Talk ini juga menghadirkan beberapa tokoh seperti Rudy Salahuddin (Deputi Bidang
Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian RI), Retno Artinah (Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara), Chris Tan (Client Technologist, Cybersecurity Function Lead, Lenovo Central Asia Pasific), dan Ganesha Nara Saputra (SVP Head of IT Governance, Risk and Compliance and Information Security, GoPay) sebagai Pembicara dan Dickie Widjaja (Wakil Sekjen AFTECH) sebagai Moderator.