goodmoneyID – Kajian dari Bank Dunia bersama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebutkan program Kartu Prakerja berhasil meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Kajian itu menyebutkan 52 persen penerima Prakerja baru kali pertama memiliki e-wallet atau uang elektronik. Artinya ada kenaikan dalam penggunaan keuangan digital di Indonesia.
Hal ini membuktikan pemanfaatan eksosistem terintegrasi dengan implementasi end to end digital dan multichannel government to person (G2P) telah berlangsung dengan baik.
“Ini memberikan bukti nyata bagaimana teknologi digital dan finansial mempengaruhi efisiensi dan efektivitas program, serta meningkatkan pengalaman dan inklusi finansial para penerima,” ungkap Sekretaris Eksekutif TNP2K Suprayoga Hadi, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (15/6).
Bank Dunia juga menyoroti tiga hal dalam program tersebut, pertama, penting untuk menawarkan berbagai pilihan bank dan e-wallet demi kemudahan akses oleh penerima.
Kedua, sebagian besar penerima dengan segera mencairkan bantuan sosial menjadi uang tunai setelah mereka terima. Hal ini, menandakan kebutuhan untuk menyediakan lebih banyak pilihan dan mendorong penggunaan platform pembayaran digital.
Ketiga, adanya ruang untuk meningkatkan inklusi finansial dengan menyediakan program literasi keuangan untuk para peserta program bantuan sosial.
Sebagai Informasi, Sejak Presiden Joko Widodo mencanangkan Program Kartu Prakerja pada bulan Februari 2019 silam, program peningkatan kualitas sumber daya manusia ini terus berjalan dengan baik didukung oleh kerja sama lintas kementerian dan berbagai mitra ekosistem.
Dalam dua tahun pelaksanaannya, kini, Program Kartu Prakerja telah mencapai gelombang ke-32, dengan lebih dari 12.8 juta penerima manfaat yang tersebar di 514 kabupaten/kota se-Indonesia.