Sepanjang 2019, Merck Raup Laba Hingga Rp78 Miliar 

Loading

goodmoneyID – PT Merck Tbk yang bergerak di bidang sains dan teknologi, hari ini menerima persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham atas Laporan Keuangan untuk tahun buku 2019, yang mencatatkan kinerja positif.

Presiden Direktur Merck Evie Yulin, menyampaikan Kinerja Merck Tahun 2019 membukukan peningkatan laba sebesar Rp78 miliar, atau meningkat 109% dari tahun sebelumnya sebesar Rp37 miliar.

“Sementara total penghasilan komprehensif mencapai Rp76 miliar. Pendapatan operasional meningkat 22% dari Rp612 miliar pada 2018 menjadi Rp745 miliar pada 2019,” terang Evie Yulin, dalam paparan secara online, Rabu (29/7).

Adapun, Laba usaha operasional meningkat dari Rp47 miliar menjadi Rp126 miliar pada 2019, atau tumbuh sebesar 166%. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan memutuskan pembagian dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp58,2 miliar atau Rp130/unit saham.

Untuk Segmen Usaha Biopharma, Divisi Biopharma Perseroan kembali mengungguli pasar dengan mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 16,0% di tahun 2019, jauh melesat dibandingkan pertumbuhan pasar obat resep dan industri farmasi secara umum, yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 3,6% dan 2,9%.

“Pencapaian ini mendorong kontribusi divisi Biopharma untuk Perseroan, yaitu dari 45% di tahun 2018 menjadi 74% di tahun 2019,” imbuh Evie.

Perseroan juga berupaya meningkatkan penetrasi bisnis di sektor swasta melalui program M-CARE, serta bekerja sama dengan rumah sakit agar pasien bisa mendapatkan obat target terapi. Hal ini sejalan dengan tujuan divisi Biopharma yaitu As One for Patients.

Merck juga melanjutkan kemitraan Pemerintah Swasta (Public-Private Partnership), dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk edukasi tiroid dan dengan Apotek Kimia Farma dan Ikatan Apoteker Indonesia, untuk program peningkatan kapasitas apoteker.

Lalu Operasional Pabrik, Kinerja positif dan kapasitas Pabrik memungkinkan Plant Pasar Rebo untuk menjadi manufacturing hub bagi Merck untuk Asia Tenggara. Pada tahun 2019, produksi di Plant terealisasi menjadi 788 juta tablet dan kapsul naik 32,21% dari 596 juta pada tahun 2018. Sementara itu, pasar ekspor berkontribusi 49% terhadap total volume penjualan Perseroan, sementara 51% penjualan berasal dari pasar domestik.

Sebagai salah satu wujud pencapaian atas strategi berkelanjutan terkait aspek lingkungan hidup, Plant Merck di Pasar Rebo, Jakarta, berhasil mempertahankan sertifikat PROPER Biru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai pengakuan atas upaya Perseroan mengelola dampak operasional Plant terhadap lingkungan.

Dari sisi, Bisnis Bahan Baku Farmasi (BBO), lini bisnis yang berfokus pada Bahan Baku Farmasi (BBO) semakin menunjukkan perkembangannya dan berhasil membukukan penjualan hingga Rp107 miliar, dengan kenaikan pertumbuhan 19% dibandingkan tahun lalu. Penjualan ini mendorong kenaikan kontribusi BBO terhadap total pendapatan Perseroan, yaitu dari 8% di tahun 2018 menjadi 14% di tahun 2019. Perseroan akan memperkuat Bisnis BBO dan  optimis akan menambah pasar bahan baku obat di Indonesia dengan standar produk tinggi yang disertai dokumentasi yang komprehensif dan menyeluruh.

“Berumur 50 tahun di Indonesia  Merck ke depan tetap fokus mempertahankan kepemimpinannya di segmen pasar obat-obatan resep serta melanjutkan transformasi Grup Merck. Kami juga akan memanfaatkan peluang usaha yang ada, dengan melakukan terobosan berbasis teknologi digital sejalan dengan tujuan kami memberikan solusi terbaik bagi pasien.” tutup Evie.