goodmoneyID – Berbagai indikator memang menunjukkan penurunan yang tajam pada aktivitas ekonomi di bulan April dan Mei 2020 sebagai dampak dari Pandemi Covid-19. Namun, indikator dini pada pertengahan Juni 2020 memberikan harapan seiring diberlakukannya New Normal.
“Dengan New Normal, kegiatan masyarakat sudah mulai bergerak ke arah positif. Kemudian kalau dilihat dari fundamental dan sentimental perekonomian juga mendapatkan momentum positif. Perkembangan nilai tukar Rupiah dan IHSG menguat. Capital flow juga mulai kembali masuk ke Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menjadi narasumber di Webinar Strategi Pemulihan Ekonomi dalam Era Tatatan Baru Pascapandemi Covid-19: “Perspektif Ekonomi dan Sosial”, Jumat (26/6).
Beberapa sektor yang mulai bergerak naik antara lain, otomotif, pertambangan, bahan bangunan, jasa keuangan, teknologi informasi, alat berat, permesinan, packaging, dan pembangkit energi. Bahkan, ada pula sektor tertentu yang kinerjanya tidak terpengaruh dan justru meningkat, yaitu rokok dan tembakau, makanan pokok, batubara, farmasi dan alat kesehatan, serta minyak nabati.
“Minyak Nabati ini terutama Crude Palm Oil (CPO) karena kita berhasil membuat program B-30. Maka, inilah sektor-sektor yang dapat menghela Indonesia untuk recover lebih cepat,” imbuh Menko Perekonomian.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Summit ke-36 yang juga diselenggarakan hari ini, seluruh negara menyampaikan pentingnya upaya mendorong kenormalan baru, serta pemulihan dan reset ekonomi.
“Efek dari Covid-19 ini tidak dialami oleh Indonesia saja, tapi juga sekitar 215 negara lain di dunia. Dalam KTT ASEAN tadi, semua menyampaikan hal yang sama bahwa sudah masuk di dalam era new normal dan mendorong bagaimana melakukan reset ekonomi,” terangnya.
Selain itu, berbagai negara sudah sepakat bahwa vaksin untuk Covid-19 adalah public goods. Artinya, vaksin tersebut jangan sampai mengenakan Intellectual Property Rights, melainkan diharapkan tersedia untuk kemanusiaan.
“Jadi, begitu vaksin ditemukan, maka baik itu Singapura, Vietnam, maupun Indonesia juga diharapkan bisa mempersiapkan fasilitas manufaktur agar solidaritas ASEAN ini bisa terjaga dan kita bisa sama-sama menghentikan pandemi Covid-19 sekaligus untuk me-restart perekonomian,” terang Menko Perekonomian dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin.
Adapun 3 (tiga) program dan kebijakan di bidang perekonomian yang akan ditempuh Pemerintah adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Program Exit Strategy yaitu pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan kenormalan baru, serta Reset dan Transformasi Ekonomi untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi.
Menko Airlangga kembali menegaskan, dalam upaya penanganan Covid-19 ini, pilar pertama yang menjadi prioritas Pemerintah adalah Kesehatan, kemudian Sosial, Ekonomi, dan Keuangan.