APPI Minta Masyarakat Pahami Kondisi Lembaga Keuangan Mengenai Restrukturisasi Kredit

Loading

goodmoneyID – Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang juga Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) Suwandi Wiratno, menyebutkan konsep restrukturisasi kredit banyak di salah mengerti oleh masyarakat. Masyarakat mengira, mereka bebas untuk tidak membayar kredit pada Bank selama satu tahun. Dan ada beberapa pihak ketiga yang memanfaatkan ini untuk alih-alih tak membayar kredit.

“Perlu dipahami, banyak debitur tak paham. Kami ingin sampaikan kepada debitur mari bekerja sama, debitur yang mampu biar jangan ikutan, ini khusus pada debitur yang kesulitan. Jadi kalau semuanya berprinsip tak bayar 1 tahun, bagaiamana kami membayar karyawan serta kantor kami?” terang Suwandi dalam webinar goodmoney “Dilema Kredit Di Masa Pandemi”, Rabu (10/6).

Di antara debitur dan kreditur harus saling berkomunikasi dan menggunakan konsep gotong royong, agar ditemukan titik tengah. Pasalnya, menentukan siapa yang berhak mendapatkan restrukturisasi kredit tidaklah mudah. Karena tenor kredit tiap orang berbeda dan hal tersebut berpengaruh pada cash flow perusahaan.

Suwandi menjelaskan bahwa setelah ada kebijakan restrukturisasi, 80% perusahaan leasing memilih tidak memberi kredit pada motor dan mobil. Hasilnya penjualan mobil turun 90%, motor pun demikian.

“Bayangkan kalau ini yang terjadi, dampaknya industri otomotif kaya apa, padahal pendorong ekonomi indonesia faktor utamanya itu industri otomotif, pertanian, dan tambang,” tutup Suwandi.