goodmoneyID – Berinvestasi menjadi kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat selama pandemi COVID-19. Kebanyakan dari mereka yang mulai berinvestasi di saat pandemi merupakan investor ritel atau investor yang berinvestasi dengan dana yang tidak besar.
Melihat animo masyarakat yang sangat besar terhadap investasi, OVO sebagai platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia, bersama Bareksa platform finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia, belum lama ini memperkenalkan reksa dana pasar uang Manulife OVO Bareksa Likuid (MOBLI) kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Hanya dalam waktu dua bulan, jumlah investor yang memilih berinvestasi melalui layanan ‘Invest’ di aplikasi OVO sudah menembus angka 250 ribu orang.
Pakar perencanaan keuangan, Philip Mulyana mengatakan MOBLI bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengubah cara pikir masyarakat, khususnya kaum milenial, dalam berinvestasi. Menurutnya, selama ini masih ada masyarakat yang beranggapan bila investasi membutuhkan dana yang besar. Philip menyebutkan bahwa MOBLI bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sekaligus menyiapkan dana darurat.
Hal ini sejalan dengan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019 yang menemukan bahwa milenial dengan rentang usia 18-25 tahun hanya memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 32,1 persen, sedangkan rentang usia 25-35 tahun memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 33,5 persen.
Menurut survei tersebut, hanya 10,7 persen dari pendapatan yang ditabung oleh milenial. Kemudian, hanya 35,1 persen milenial yang memiliki rumah sendiri, dan 51,1 persen pendapatan milenial habis untuk kebutuhan bulanan. Artinya, masih banyak milenial yang rentan secara finansial yang ditunjukkan dengan minimnya persiapan dan kemampuan pengelolaan keuangan.
“Kita harus ubah cara berpikir bahwa investasi harus menunggu punya gaji besar baru investasi. Padahal, kenapa kita tidak mulai dari yang kecil dulu. Tidak harus menunggu mapan untuk berinvestasi. Karena walaupun sudah mapan, tetapi tidak berinvestasi, sangat berpeluang arus dan status keuangannya tergerus. Sekarang banyak instrumen investasi yang tidak mengharuskan untuk berinvestasi mulai dari jutaan rupiah, bisa mulai dari Rp 10.000. Intinya adalah mulai saja dulu,” papar Philip melalui virtual, Selasa (6/4).
Namun, Philip juga mengingatkan bila sebelum berinvestasi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu arus kas.
“Sebelum kita berinvestasi, kita harus tahu piramida perencanaan keuangan, dimana yang paling bawah adalah arus kas, lalu manajemen risiko dan diatasnya lagi adalah investasi. Arus kas adalah hasil pendapatan dikurangi pengeluaran, dimana selama jumlahnya positif berarti arus kas aman dan terjaga. Sayangnya banyak dari kita yang tau pendapatan berapa tetapi tidak tahu pengeluaran berapa.” imbuhnya.
Secara umum mengapa seseorang perlu berinvestasi, karena tingkat inflasi di Indonesia ini sangat tinggi. Terlebih apabila mengenai pemenuhan kebutuhan pendidikan anak dan membeli properti seperti rumah, dimana apabila kita tidak berinvestasi sejak dini maka akan sulit bagi kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Selain itu berinvestasi, khususnya di reksa dana pasar uang yang relatif rendah risiko, juga bisa digunakan untuk menabung dana darurat, yang bisa sewaktu-waktu dicairkan,” lanjut Philip.
Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO mengatakan bahwa OVO ingin terus mendorong literasi dan inklusi investasi digital terutama bagi para investor pemula.
“Penting bagi kami terus membantu pemerintah dan regulator untuk mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan. Karenanya kami terus berupaya melakukan literasi melalui rangkaian webinar terutama bagi investor pemula,” ungkap Harumi.
Sebagai informasi, OVO menyelenggarakan rangkaian webinar bertajuk “OVO Fintalk”, seminar edukasi sebanyak delapan episode yang berlangsung sejak 25 Februari 2021 sampai 15 April 2021 nanti.
Dengan delapan tokoh finansial ternama yang akan berbagi pengetahuan seputar investasi dan keuangan, antara lain Melvin Mumpuni, Dani Rachmat, Phillip Mulyana, Fellexandro Ruby, Ligwina Hananto, Felicia Putri, Aidil Akbar, dan Annisa Steviani. Informasi lengkap seputar webinar ini dapat dilihat melalui akun resmi sosial media OVO.
“Bagi OVO, fitur Investasi di aplikasi OVO merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendorong inklusi keuangan dengan membuka akses yang terjangkau, terpercaya, dan nyaman dalam pengelolaan investasi. Lewat fitur Investasi memungkinkan masyarakat untuk mulai berinvestasi dengan dana yang rendah,” papar Harumi.
Dalam semakin mendorong pengguna untuk mulai mencoba berinvestasi, OVO juga menghadirkan promo pada layanan Investasinya berupa cashback hingga 120,000 OVO Points yang mulai berlaku dari 25 Maret hingga 5 April 2021. Detil lengkap dan ketentuan promo tersebut dapat dilihat langsung oleh pengguna melalui aplikasi OVO.