HYBRID BUSINESS MODEL 5.0

Loading

Oleh: Agus Mulyana*)

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkesinambungan memiliki implikasi mendalam pada bisnis dan fungsi bisnis seperti penjualan dan pemasaran, pengadaan, keuangan dan akuntansi, penelitian dan pengembangan.

Teknologi memiliki dampak yang besar pada riset bisnis, terutama pada pemasaran. Hal ini karena teknologi mengubah cara manajer pemasaran melakukan pekerjaan mereka. Perubahan ini mengarah pada perubahan besar dalam topik yang penting untuk dipelajari. Disamping itu, teknologi menyediakan cara baru dalam melakukan penelitian sehingga teknologi informasi memiliki pengaruh terhadap marketing performance.

Revolusi Industri 4.0

Perubahan dan pertumbuhan teknologi informasi digital sangat cepat, sehingga semua sektor, baik jasa, manufaktur, maupun agrikultur, semua mengarah dan memanfaatkan perkembangan teknologi digital tersebut. Dengan teknologi diharapkan lebih efisien, cepat, tepat, dan akurat, serta memberikan kemudahan bagi pihak-pihak berkepentingan. Mungkin saja kita beranggapan bahwa negara manapun yang menguasai teknologi digital, maka negera tersebut dipastikan akan menjadi negara maju atau super power.

Perkembangan financial technology (Fintech) tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perubahan global teknologi inovasi keuangan. Namun untuk mengukur konfigurasi perkembangan Fintech di Indonesia masih sangat terbatas.

Berdasarkan data yang ada dan dapat digunakan untuk mengetahui serta mengukur konfigurasi Fintech, baru sebatas pada jumlah perusahaan, market size, dan data keuangan Fintech (peer to peer lending).

Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 terdapat banyak kelemahan dalam bidang Fintech, dimana semuanya dituntut serba otomasi. Dalam satu sisi perkembangan digital ini sangat menguntungkan dalam segi efisiensi dan efektifitas. Namun pada sisi lain, rendahnya intellectual capital SDM dari suatu negara akan menjadi kelemahan di negara tersebut pada kemajuan teknologi digital yang sangat cepat. Sehingga peran manusia akan digantikan oleh robot berbasis artificial intelligence, menyebabkan manusia sangat tergantung dengan robot tersebut.

Negara Jepang dan Amerika memiliki teknologi tinggi di bidang Industri dan mesin otomatisasi, namun pertumbuhan ekonominya tidak serta merta tumbuh tinggi, bahkan cenderung menurun. Hal ini disebabkan semakin tinggi peran industri yang dipengaruhi oleh mesin dan digitalisasi, maka akan semakin rendah peran dan fungsi dari manusianya, karena digantikan oleh mesin.

Pertumbuhan penduduk akan terganggu (krisis sosial), ketika masyarakatnya lebih memilih untuk hidup sendiri, tidak mau memiliki keluarga atau keturunan, bahkan memilih pasangan hidupnya/sahabat curhat dengan robot atau asisten virtual.

Pertumbuhan jumlah penduduk dan angkatan kerja yang minim akan menghambat pertumbungan produksi barang dan jasa sehingga akan mengancam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ketergantungan terhadap teknologi yang terlalu tinggi akan mengikis norma-norma agama, budaya, dan kehidupan sosial yang menjadi tujuan hidup manusia dalam bernegara.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, berdasarkan hasil penelitian saya, ditemukan suatu model yang baru yang saya namakan Model Bisnis 5.0. Model ini merupakan sinergi  antara intellectual capital yang melahirkan innovation dan information technology capability yang menghasilkan value creation. Sehingga dengan sinergi kedua unsur tersebut akan menghasilkan suatu kekuatan yang besar untuk meningkatkan perekonomian suatu bangsa.

Untuk membangun ekonomi suatu negara agar tumbuh lebih baik dan maju, tidak hanya dibangun dengan kekuatan mesin dan teknologi yang tinggi, akan tetapi juga harus berkolaborasi dengan intellectual capital society yang berbasis Human/manusia. Inilah yang saya sebut sebagai Hybrid Busines Model atau Business Model 5.0. Model ini cocok diterapkan di Indonesia dan dapat digeneralisasikan pada seluruh Perusahaan yang bergerak baik di bidang jasa, ritel maupun manufaktur.

Business Model 5.0. sudah memiliki unsur kebaruan terkait perkembangan sekarang khususnya tentang adopsi Model Bisnis Industri 4.0. berbasis digital yang diadopsi dari negara-negara maju seperti Amerika dan Cina dan Model Bisnis Society 5.0. berbasis Human yang diadopsi dari negara Jepang.

Business Model 5.0. menggabungkan model bisnis Industri 4.0. dimana peran manusia sudah digantikan oleh robot yang bisa menjawab dan menyelesaikan semua kebutuhan manusia, sedangkan pada model Society 5.0. peran manusia ditimbulkan kembali sehingga dari kolaborasi keduanya baik Model Bisnis Industri 4.0 dan Model Society 5.0 akan menghasilkan Hybrid Business Model yang dapat diimplementasikan di Indonesia.

Hybrid Business Model cocok diterapkan di Indonesia dikarenakan adanya batasan budaya dan agama sehingga peran manusia tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh Teknologi. Peran manusia yang tidak bisa digantikan oleh teknologi dinamakan Intellectual Capital. Intellectual Capital tersebut yang menghasilkan Innovation. Hybrid Business Model berbasis inovasi tersebut disebut sebagai Business Model 5.0.

Saya harapkan Indonesia, sejalan dengan kebijakan Pemerintah mulai memprioritaskan pengembangan Intellectual Capital sejak dini dalam mengantisipasi transformasi teknologi digital yang sangat cepat untuk menuju tahun 2021.

Untuk bisa membangun Intellectual Capital berupa moral, sikap, perilaku, tata krama, agama, integritas, serta kepatuhan pada aturan dan ketentuan, bisa mulai dibangun sejak pendidikan usia dini sampai Perguruan tinggi.

Sebagai ilustrasi, di lima negara dengan pendidikan terbaik di dunia, yaitu Finlandia, Cina, Kanada, Korea Selatan dan Selandia Baru memiliki tingkat Intellectual Capital yang tinggi, dengan menggunakan pola pendidikan seperti waktu belajar di sekolah yang hanya 3-4 jam per hari, tidak ada rangking di sekolah, tidak ada ujian nasional, tidak ada Pekerjaan Rumah, menulis tetap menggunakan Papan Tulis, mendorong kreatifitas untuk menghasilkan inovasi dan penciptaan nilai.

Menurut hemat saya, jika Busines Model 5.0 di implementasikan sejak sekarang, maka di tahun 2021 Indonesia akan sejajar dengan negara-negara maju lainnya.

*)

  1. Doktor Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
  2. Direktur bank bjb