Impor Turun 9,24 Persen Per November 2019

Loading

goodmoneyID – Nilai impor Indonesia November 2019 mencapai US$15,34 miliar atau naik 3,94 persen menjadi USD581 juta dibanding Oktober 2019. Namun jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, impor  turun 9,24 persen.

“Impor nonmigas November 2019 mencapai USD13,21 miliar atau naik 1,55 persen dibanding Oktober 2019, namun jika dibandingkan November 2018 justru turun 5,91 persen. Dan nilai impor migas November 2019 mencapai USD2,13 miliar atau naik 21,60 persen dibanding Oktober 2019 dan turun 25,55 persen dibandingkan November 2018,” ujar Suharyanto.

Lebih lanjut kenaikan impor migas sendiri dipicu oleh naiknya seluruh kompinen migas, seperti minyak mentah sebanyak USD302 juta atau (84,15 persen), hasil minyak USD68,7 juta atau (5,82 persen) dan gas USD8,2 juta atau (3,81 persen).

Sedangkan peningkatan impor nonmigas terbesar November 2019 dibanding Oktober 2019 adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD146,8 juta (8,13 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan serealia sebesar USD69,8 juta (22,83 persen).

“Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi ada di November 2018 mencapai USD2.866 juta sedangkan terendah di bulan Maret 2019 yaktu USD1.520 juta. Sementara itu di sektor non migas impor paling tinggi pada November 2018 yaitu USD14.035 dan terendah pada Juni 2019 dengan nilai USD9.782 juta,” terang Suharyanto.

Untuk total nilai impor nonmigas dari tiga belas negara yang tersebar di ASEAN dan Uni Eropa, secara MoM per November 2019 mencapai US$10.544,9 juta atau naik 0,89. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya nilai impor beberapa negara utama seperti Tiongkok USD226,9 juta (5,72 persen), Australia USD174,8 juta (50,98 persen), dan Taiwan USD78,2 juta (23,34 persen).

“Sebaliknya, jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, impor Januari-November 2019 dari tiga belas negara utama turun 7,12 persen (USD8.313,1 juta). Penurunan ini terutama disumbang oleh Jepang USD2.108,1 juta (12,69 persen), Thailand USD1.415,6 juta (14,03 persen), dan Amerika Serikat USD926,8 juta (11,05 persen),” tambahnya.

Dari sisi peranan terhadap total impor nonmigas Januari-November 2019, sumbangan tertinggi diberikan oleh kelompok negara ASEAN sebesar 19,69 persen (USD26.867,5 juta), diikuti oleh Uni Eropa 8,24 persen (USD11.250,2 juta).  Sementara itu, tiga belas negara utama memberikan peranan 79,42 persen (USD108.379,5 juta).

“Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–November 2019 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai USD40,51 miliar (29,68 persen), Jepang USD14,50 miliar (10,63 persen), dan Thailand USD8,68 miliar (6,36 persen). Impor nonmigas dari ASEAN USD26.867,5 (19,69 persen), sementara dari Uni Eropa USD11.250,2 (8,24 persen),” pungkas Suharyanto.