Kresna Graha Investama Cetak Pendapatan Rp11,6 Triliun Sepanjang tahun 2019

Loading

goodmoneyID – PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) sepanjang tahun 2019, mencatakan kenaikan pendapatan sebesar 61% atau dari Rp7,2 triliun menjadi Rp11,6 triliun secara (yoy).  Kontribusi terbesar pendapatan masih berasal dari segmen teknologi dan digital, yang menyumbang 95,5% dari total pendapatan pada tahun 2019.

Pendapatan KREN dari segmen teknologi dan digital membukukan peningkatan 74,4% (yoy), naik dari Rp6,4 triliun menjadi Rp11,1 triliun.

CEO PT Kresna Graha Investama Michael Steven mengatakan lewat tiga strategi inti KREN, yakni pengayaan ekosistem digital, pemberdayaan jaringan distribusi, dan amplifikasi ekosistem melalui natural use-cases, KREN berhasil secara agresif memperluas digital distribution channels, naik 111% (yoy)menjadi 160 ribu titik, dari hanya 76 ribu pada 2018.

“Digital channel milik kita saat ini ada sekitar 160 ribu titik, ini naik 111%. operating profit dan digital segment naik 49% menjadi Rp144 miliar. Kenaikan ini paling tinggi sepanjang sejarah Kresna. Namun, karena pandemi, harga saham kami turun menjadi sangat rendah. Kami bukan emiten jasa keuangan, kami sudah meminta ke bursa dan OJK, bahwa kami satu satunya emiten teknologi dan digital di BEI,” terang Michael, dalam videoconverence melalui webinar, Jumat (29/5).

Sementara itu, segmen finansial dan investasi mencatat penurunan 40,5% (yoy) dan 57,1% (yoy), menjadi Rp447,1 miliar dan Rp216,1 miliar.

“Financial investment kita terjadi penurunan 38% menjadi 536 miliar di tahun 2019. Tapi digital kita naik 74% menjadi 11 triliun. Ada penurunan 41%, tapi di core bisnis kita naik. Investasi di portofolio saham juga turun. Portofolio kami mengalami penurunan karena sentimen pasar, bukan karena kondisi fundamentalnya,” imbuh Michael.

Adapun anak usaha PT Kresna Graha Investa seprti MCASH saat ini mempunyai revenue 74% menjadi Rp11,09 triliun, core profit naik 40% jadi Rp77 miliar. Lalu NGC revenuenya juga naik 147%, menjadu jadi Rp6,15 triliun, sedangkan DMMX naik 260% menjadi Rp211 miliar.

“Inilah new economy, growthing in high digit. Disini kebanyakan naiknya triple digit, hari ini saham DMMX naik hampir 14%. Ini kita bisa lihat fundamentalnya di sini. Awal krisis kita ada hoaks, kalau kita terkait dengan jiwasraya, OJK sudah diklarifikasi, tapi hoaks jadi kenyataan, orang mulai ragu karena ini dalam masa krisis,” kata Michael.

Head of Business Analyst KREN Stanley Tjiandra menambahkan semua rencana bisnis masih on track. Hanya beberapa deployment agak terlambat. Pihaknya berharap ketika kondisi sudah pulih, dapat tetap mengejar beberapa deployment di second half 2020.

“Kita tetap maintance, saat ini kita punya Capex Rp150-300 miliar,” ujar Stanley.

KREN menyebut, saat ini terkendala dengan adanya PSBB, dimana pihaknya tak mampu mencapai target oprasional perusahaan.

“Kita tak bisa site visit, tak ada pesawat, transportasi, jadi bukan capex. Tapi kita masih positif bisa kejar di second half,” imbuh Stanley.

Stanley juga membeberkan di tahun 2020, Perseroan akan memperluas jangkauannya ke luar segmen ritel modern dan F&B, memasuki segmen logistik, transportasi umum, telco dan perbankan.

“Di tahun 2020 banyak inisiatif yang kita luncurkan, terutama di sektor f&b, kita akan kerja sama, jadi punya 700-800 ribu delivery per day. Cukup banyak proyek yang kita kerjakan walaupun situasi challenging,” tutup Stanley.