NIM Bank Turun, Fee Based Naik

Loading

goodmoneyID – Sampai kuartal III (Q3) 2019, marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) perbankan semakin menyusut. Kini, bank lebih banyak mengandalkan sumber pendapatan dari non bunga untuk mendongkrak laba.

Dalam laporan keuangan publikasi Q3 2019, NIM bank-bank papan atas atau biasa disebut Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU IV) anjlok. Hanya BCA yang masih tumbuh positif. NIM BRI sebesar 6,81%, turun dibanding periode sama 2018 sebesar 7,41%. Bank Mandiri mencatatkan NIM 5,58%, turun dibanding Q3 2018 sebesar 5,66%. Begitu pula dengan NIM BNI yang turun dari 5,30% menjadi 4,90%.

Sekadar informasi, NIM menggambarkan selisih atau spread antara suku bunga simpanan dengan suku bunga pinjaman (kredit). Bank akan membukukan NIM yang lebih besar jika, suku bunga kreditnya jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pinjaman, dan sebaliknya.

Untuk menyiasati penurunan NIM, perbankan berlomba-lomba menggenjot pendapatan non bunga (fee based income/FBI). Hingga September 2019, FBI BRI mampu tumbuh double digit sebesar 12,03% atau sebesar Rp9,74 triliun. Bank BCA juga sama, dimana FBI nya sebesar Rp15 triliun atau naik dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp12,58 triliun.

Kondisi serupa terjadi di Bank BNI dimana FBI nya melonjak 13% dari Rp7,20 triliun di September 2018 menjadi Rp8,13 triliun di September 2019. Sementara Bank Mandiri mencatatkan kenaikan FBI dari Rp18,84 triliun menjadi Rp19,64 triliun.