Sri Mulyani: Denominasi Obligasi Negara Ritel Akan Lebih Kecil

Loading

goodmoneyID – Dalam PP No.63/2019, disebutkan bahwa pemerintah ke depan bakal berfokus pada investasi dalam bentuk surat berharga atau obligasi. Hasil penjualan obligasi akan digunakan untuk menambah pendapatan negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengutarakan, Pemerintah ingin memecah pembelian surat berharga dengan nominal sekecil mungkin. “Kita di Kementrian Keuangan ingin memecah pembelian surat perharga negara pada denominasi yang kecil, sekarang yang paling kecil kalo tidak salah setengah juta,” ungkap Menkeu pada seminar Tokopedia di Ballroom Jakarta Theater.

Saat ini, kata Menkeu, pembelian obligasi negara retail (ORI) didominasi oleh jumlah kaum milenial usia 20 sampai 30 tahun. Ini berarti minat untuk berinvestasi sejak dini sudah tumbuh dari generasi milenial.

“Milenial itu hidup diatur oleh gadget yang ada ditangan mereka, dari mulai bangun tidur, sampai makan  apa, pergi pakai apa, kemudian bayar pakai apa, hingga malam tidur mengatur alarm lagi,” ujar Sri Mulyani.

Sekadar informasi, instrumen ORI yang sudah diterbitkan sejak 2006, baru mulai tahun ini bisa dipesan melalui mitra distribusi secara daring begitu juga platform dari financial technology (fintech). Pada tahun ini, nilai surat berharga negara (SBN) ritel yang akan jatuh tempo mencapai Rp51,2 triliun. Sementara, jumlah penerbitan SBN ritel baru mencapai Rp40,2 triliun dari delapan kali penawaran yang telah dilakukan.