Tahun Pertama Merger, Total Aset Perbankan Syariah di Proyeksi Capai Rp 225 Triliun

Loading

goodmoneyID – Tiga bank Himpunan Bank Negara (Himbara) yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, telah melakukan penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) terkait dengan rencana penggabungan bank umum syariah bersama tiga bank syariah milik Himbara, PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.

Penandatangan CMA ini dilakukan pada Senin (12/10) malam, yang dilanjutkan dengan penyampaian keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa (13/10) pagi. Penandatanganan ini menjadi langkah awal dimulainya proses merger untuk menjadi satu Bank Syariah Nasional terbesar di Indonesia.

“Tujuannya dari penggabungan ini adalah indonesia ini bisa memiliki bank syariah besar dan memiliki daya saing global tidak hanya di kancah domestik namun juga di internasional, mengingat sekitar 13% dari penduduk muslim dunia itu adalah penduduk muslim indonesia,” ujar Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Hery Gunardi, dalam video conference Selasa, (13/10).

Dengan Merger maka Bank akan memiliki modal yang cukup, punya kapasitas untuk mengenerate bisnis yang kuat, mengunderwrite bisnis yang lebih baik dan tentu bisa involve di global market seperti di middle east untuk sukuk global.

“Hasil penggabungan bank ini akan memiliki potensi untuk menjadi 10 bank syariah teratas secara global Berdasarkan market capitalization,” imbuh Hery.

Lebih lanjut Hery mengungkap, Jika legal merger selesai di kuartal I 2021,maka bank syariah ini akan memiliki total aset sekitar Rp 220-225 triliun.

“Ini akan menempati posisi 7 atau 8 perbankan, dalam top 10 perbankan di indonesia,” tegas Hery.

Selain itu, Bank hasil merger ini akan memiliki produk wholesale, consumer retail yang beragam. Didukung dengan kemampuan teknologi yang baik dan handal. Hasil dari penggabungan bank ini akan memiliki jaringan yang luas, coveragenya ada 1.200 cabang yang tersebar di seluruh indonesia.

“Di tahun 2025 proyeksi nanti total aset perbankan syariah yang tergabung bisa mencapai 390 triliun. Target pembiayaan bisa sampai 272 triliun dan pendanaan bisa sampai 335 triliun. Ini rencana tentunya dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang konservatif,” pungkas Hery.