60% Anggota AAUI Manfaatkan Teknologi Digital

Loading

goodmoneyID – Penetrasi industri asuransi di Indonesia masih tertinggal dibanding negeri jiran. Angkanya masih dikisaran 2,7% terhadap perekonomian. Bahkan, untuk asuransi umum penetrasinya  lebih kecil lagi sebesar  0,41%.

“Dengan penetrasi yang rendah ini, Indonesia masih ada harapan untuk mengembangkan pangsa pasar yang lebih luas lagi. Untuk itu, kita butuh dukungan teknologi digital, dan sosialisasi literasi asuransi yang lebih masif,” ungkap Dadang Sukresna,  Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dalam seminar di Jakarta, Selasa (24/10).

Seperti diketahui, gerakan literasi asuransi ke sejumlah daerah  telah dilakukan untuk mepercepat pertumbuhan industri. Selain itu, ada kampanye “Sejuta Polis Untuk negeri”.

Saat ini, kata Dadang, 60% dari 82 anggota AAUI telah memanfaatkan teknologi digital, seperti situs, aplikasi, dan telah bekerjasama dengan aplikasi fintech.  Teknologi juga dinilai tidak hanya berguna untuk membeli polis baru, tetapi juga dapat digunakan untuk mengajukan klaim. Selain itu, bisa menjadi alat untuk kerjasama seperti dengan asuransi perjalanan, perusahaan fintech, e-commerce dan aggregator.

Namun demikian, Dadang menyebut ada beberapa kendala dan tantangan kedepan dalam mengelola asuransi umum antara lain, menunggu regulasi insurtech dari OJK, SDM unggul, serta  inovasi produk. “Dengan kolaborasi antara teknologi dan industri keuangan khususnya asuransi, penetrasi asuransi umum di Indonesia bisa tumbuh lebih baik di lima tahun mendatang,” pungkas Dadang.