BRI Dorong Pembayaran Nontunai Dengan QRIS

Loading

goodmoneyID – Per 1 Januari 2020 lalu, Bank Indonesia (BI) mewajibkan seluruh penyedia layanan pembayaran non tunai wajib menggunakan QRIS (Quick Response Code  Indonesia Standar). Hal ini mendapat respons baik dari penyedia jasa sistem pembayaran maupun perbankan, termasuk bank BRI.

Direktur Konsumer Bank BRI, Handayani menyebutkan QRIS dapat mempermudah sistem pembayaran nasional, dan mendorong inklusi keuangan.

“Peran BRI dalam meningkatkan inklusi keuangan kewat QRIS Indonesia, saat ini BRI telah menerpkan pembayaran QRIS di berbagai sektor, seperti di pasar modern dan tradisional, serta transaksi pembayaran untuk transportasi dan wisata,” ujar Handayani, dalam seminar tentang QRIS di Jakarta, (5/2).

Sebelum adanya QRIS, setiap perusahaan dompet digital seperti Gopay, OVO, Link Aja memiliki QR Code  sendiri-sendiri. Adanya QRIS ini maka hanya satu QR Code yang dipasang di setiap pedagang atau toko yang bekerja sama dengan perusahaan dompet digital tersebut.

“Dengan populasi penduduk terbesar ke 4 di dunia dan struktur demografi generasi X dan Y  terbanyak, negara kita cukup potensial terhadap QRIS,” tambah Handayani.

Potensi yang cukup besar itu dijelaska oleh Handayani tersebar di beberapa sektor, yakni Pedagang eceran yang saat ini junlahnya mencapai 2.427.538 orang, dan pedagang pasar mencapai 14.148, serta pedagang grosir mencapai 113.694 pedagang..

“Dari data ini menunjukan potensial pasar Indonesia dalam menghadapi cashless payment di 2020 sangat besar,” ujarnya.

Namun QRIS memiliki tantangan sendiri dimana terdapat MDR yang dibebankan kepada pemilik merchent atau outlet/toko yang melakukan transaksi melalui mesin QRIS. MDR adalah potongan atau fee yang dibebankan kepada pihak merchant terkait dengan kegiatan transaksi yang dilakukan pada mesin EDC.

Namun Bank sentral Indonesia menyebutkan bahwa BI telah membatasi MDR sebesar 0,7% dari transaksi. Handayani dalam hal ini menuturkan bahwa BRI menerapkan MDR 0,4%; 0,3% bahkan 0,2%.

“Pasti di awal mereka akan  bertanya-tanya kenapa dipotong dengan ini. Tapi balik lagi  butuh sosialisasi yang agresif bersama-sama, baik dengan perbankan ataupun asosiasi terkait untuk mensosialisasikan hal ini lebih baik. Dan butuh effort memang di awal, tapi ini demi kondisi yang lebih baik lagi untuk ekonomi Indonesia. Lewat QRIS ini kita bisa mempercepat transaksi pembayaran dan perguliran uang,” tutup Handayani.