Dompet Dhuafa Desak Pemerintah Genjot Permodalan dan Pasar Atasi Kemiskinan

Loading

goodmoneyID –  Untuk memotret kemiskinan dan solusinya, Dompet Dhuafa (DD) menyelenggarakan  diskusi Indonesia Poverty Outlook 2020, mengusung tema “Peta Strategi Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pertumbuhan Ekonomi” (Pro-Poor City Index).

Dalam acara tersebut,  Direktur Utama DD Imam Rulyawan menyebutkan pengentasan kemiskinan itu intinya ada dua hal, yaitu permodalan dan akses pasar (market).  “Paling tidak 2 hal itu menjadikan perhatian kami, permodalan kami danai dengan dana zakat dan wakaf, pasarnya kita sediakan dengan jaringan DD,” ujar Imam Rulyawan kepada goodmoneyID di Jakarta, (9/12).

Dalam 4 tahun terakhir (Maret 2015 – Maret 2019) sebanyak 3,45 juta penduduk mampu keluar dari kemiskinan. Namun demikian, pencapaian ini lebih rendah dari target RPJMN yang mematok target angka kemiskinan 7-8 persen pada 2019.

Dompet Dhuafa menerapkan prinsip profetik filantropreneur  yang dijabarkan dalam prophetic sociotechnopreneurship (wirausaha sosial profetik) untuk menuntaskan kemiskinan di Indonesia.

“Filantropreneur artinya dengan semangat filantrofi, mengelola dengan cinta kasih, sekaligus menerapkan metode enterpreneur, bagaimana efisien de-birokratisasi menuju kemandirian ekomoni,” kata Imam.

DD melakukan program mustahik move muzaki, dari penerima menjadi pemberi zakat. Contoh nyata yaitu seorang budidaya kerang hijau di Kaseman Serang. Lima tahun yang lalu usahanya terpuruk karena minim modal dan hambatan akses market. Saat ini budidaya tersebut sudah berjalan lebih baik.

DD per Oktober 2019 telah menghimpun dana hingga Rp300 miliar, dan 90 persen darinya sudah disalurkan ke beberapa program seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. DD menargetkan dana bisa terkumpul hingga Rp400 miliar diakhir tahun 2019.

Sementara itu Inisiator dan Ketua Pembina DD, Parni Hadi menyebut melihat pengentasan kemiskinan harus berarti pemberdayaan orang miskin. Untuk itu, perlu debirokratisasi, efisiensi dan kemandirian.  Ia juga menyebutkan salah satu faktor kemiskinan adalah perilaku pejabat yang korup. Untuk itu penangan kemiskinan perlu menyasar langsung ke sektor bawah, dengan memperdayakan ekonomi daerah, seperti  potensi wisata, dan produk daerah.

“Korupsi adalah musuh nomor satu dalam kemiskinan, selama ada korupsi akan banyak orang miskin, Maka pemikiran kita ubah. Bagaimana desa itu mengalami industrilisasi baik agrowisata seperti yang kita mulai dari Gunung Lawu, karena berawal dari cinta gunung karena gunung itu lambang secara kultural juga simbol dari sebuah daerah ditambah gunung berbagai sumber air, hutan  dan segala macam, sebab Indonesia yang penuh gunung,” ujar Parni Hadi.

Melalui Poverty Outlook 2020 ini, diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan di tahun yang akan datang baik bagi pemerintah maupun pihak swasta yang memiliki fokus di bidang kemiskinan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberi pandangan dan masukan terkait program yang telah dijalankan oleh pemerintah maupun lembaga lainnya, serta kebijakan yang telah ada terkait upaya penanggulangan kemiskinan.