Google Sumbang USD1 Juta Majukan Pendidikan Digital Indonesia

Loading

goodmoneyID – Google.org-sayap nirlaba perusahaan mesin pencari Internet, Google- berkomitmen untuk mendorong kemajuan dunia pendidikan di Tanah Air.

Google.org menyumbang sebanyak USD1 juta guna mendukung organisasi edukasi nonprofit Bebras Indonesia dalam membantu pelaksanaan pelatihan keahlian berpikir komputasional bagi 22.000 guru di 22 kota kecil dan besar.

Selan itu, mereka juga membantu 2 juta murid lewat materi online dan offline bagaimana cara belajar dan berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah sulit, agar mereka tidak hanya menghafal. Inisiatif fini dinamai Gerakan “Pandai”, yang bakal dilaksanakan selama dua tahun.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf, mengatakan dalam menghadapi perekonomian global di masa depan, Indonesia perlu menyiapkan generasi penerus yang berkompeten dalam bidang digital.

“Langkah ini perlu guna menyiapkan indonesia dalm menghadapi masa depan perekonomian global, dan digitalalisasi adalah langkah yang penting bagi negara ini, dalam menjawab semua tantangan,” terang Randy.

Ia menegaskan bahwa gerakan ini perlu adanya sinergi bersama antara pemerintah dan kalangan industri, bisnis besar dan wiraswasta, serta para guru dengan menjadikan edukasi dan keterampilan sebagai titik pusata dari visi bersama masa depan Indonesia.

“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama dalam membangun kemampuan para pendidik Indonesia, organisasi filantropi kami, fokus membantu organisasi-organisasi nonprofit seperti Bebras Indonesia dalam melakukan perubahan sistemis jangka panjang untuk mengatasi kekurangan tenaga terampil digital,” ujar Randy.

Randy menambahkan. “Kami yakin bahwa program baru yang dipelopori oleh Bebras Indonesia ini dengan bantuan dana dari Google.org  adalah langkah yang tepat.”

Pada 2019, Bebras dengan didukung oleh Google Indonesia, menjalankan sebuah program pilot project gratis di Bandung dan Yogyakarta. Sebanyak 140 guru dan lebih dari 5.000 murid mengikuti pelatihan cara berpikir komputasional dan penerapan keterampilan digital.

Sementara itu Ketua Bebras Indonesia, Inggriani Liem, menjelaskan Bebras Indonesia adalah aktivitas ekstra kurikuler yang mengedukasi kemampuan problem solving dalam informatika dan digital. Ia juga mengatakan bahwa perlu memanfaatkan teknologi digital sejak dini agar mampu jadi ilmuwan yang mumpuni di bidang komputasi.

“Menjadi pengguna teknologi yang terampil, baik, dan beretika saja tidak cukup. Kita perlu menumbuhkan kemampuan berpikir komputasional anak sejak dini, agar suatu hari ia dapat menjadi pencipta produk-produk digital, atau ilmuwan yang mumpuni di bidang komputasi,” tutup Inggriani.