Industri Karet Butuh Keberpihakan Pemerintah

Loading

goodmoneyID – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Johny Dermawan bersama dengan APBI (Asosiasi Perusahaan Ban indonesia) mendorong penerapan teknologi bahan bakar nabati untuk mendukung kesinambungan industri berbasis karet alam.

Biji karet alam yang memiliki kadar minyak cukup banyak diklaim bisa menjadi potensi industri baru yang dapat menopang ekonomi nasional, sehingga tidak hanya bertumpu pada minyak kelapa sawit.

“Dalam industri karet, hasil utama yang diambil dari tanaman karet adalah latex. Sementara bij karet masih belum dimanfaatkan dan dibuang sebagai limbah padahal dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar nabati yang potensial untuk dikembangkan secara teknis maupun perekonomian,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johny Darmawan di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (20/1).

Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia dengan total produksi pada tahun 2019 mencapai 3,55 juta ton/tahun, dan seluruh area perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,4 juta hektar. Hal ini menjadi triger positif untuk mengembangkan bahan bakar nabati dari karet alam di Indonesia.

Namun, produksi karet nasional (lateks) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cukup besar yakni di atas 3,3 juta ton, sedangkan untuk harga karet dalam 5 tahun terakhir terus mengalami tekanan pada level yang dinilai tidak sesuai bagi produsen.

Harga karet terus mengalami tekanan dari tahun 2011 yang harganya mencapai USD5/kg, kini turun drastis menjadi USD 1,20/kg pada Bulan November 2019, dan sedikit meningkat pada awal tahun 2020 menjadi USD 1,40/kg.

Menurut Johny Dermawan  perlu dilakukan research yang mendalam terkait rencana ini, karena jika ini berhasil ini menjadi solusi bagi para petani yang mengalami kesulitan menjual produk karet karena harganya masih murah.

“Agar petani tidak tambah rugi maka harus ada upaya lain untuk meningkatkan ketahanan para petani melalui pemanfaatan karet dan biji karet sebagai bahan baku bahan bakar nabati selain kelapa sawit,” terang Johnny.

Sementara itu Aziz Pane Ketua APBI menyebutkan untuk mewujudkan keberlangsungan industri berbasis karet, maka diperlukan dukungan dan kerjasama dari Pemerintah, yakni terkait konsistensi terhadap kebijakan hilirisasi hasil perkebunan (karet) menjadi produk yang bernilai tambah.

“Di antaranya pengembangan bahan bakar nabati berbasis karet dan pemanfaatannya di dalam negeri sebagai bahan bauran energi yang berdaya saing,” pungkas Aziz.