Kinerja Jeblok, BEI Imbau Investor Jangan Panik

Loading

goodmoneyID – Bursa Efek Indonesia mengimbau kepada masyarakat dan para pelaku perdagangan pasar saham untuk tidak panik, sejalan dengan adanya koreksi yang terjadi pada perdagangan hari ini, Jumat (13/3).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan bahwa tren jual saham tidak hanya melanda Indonesia, tapi juga melanda saham beberapa negara, khususnya regional ASEAN. Inarno kemudian memaparkan penurunan saham di Bursa Thailand telah mencapai 10 persen, yang berujung dengan suspend.

Ia juga menerangkan bila pihaknya sudah menerapkan berbagai penanganan apabila adanya penurunan yang lebih dalam, seperti BEI sudah mengubah batasan auto rejection bawah (ARB) menjadi minus 7 persen dari sebelumnya minus 10 persen.

“Ini semua dilakukan agar investor tidak ikut-ikutan menjual, investor kami ajak rasional biar jangan panik, kalau dilihat secara mendalam, banyak perusahaan layak dikoleksi,” jelasnya saat ditemui Bursa Efek Indonesia dalam acara Ngopi Santai, Jumat (13/3/).

Selanjutnya ia mengungkapkan, pekan depan akan ada lembaga dana pensiun yang akan komitmen membeli sejumlah saham, namun ketika ditanya mengenai detail apa saja yang akan dibeli, dia enggan membeberkan hal terkait.

Sedangkan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yatna menambahkan bahwa saat ini fundamental emiten dikatakan masih baik-baik saja. Hal ini didasari dari laporan keuangan per September 2019, dimana sebanyak 79 persen dari emiten melaporkan pertumbuhan pendapatan bersihnya. Sementara di bursa Asia Tenggara lain seperti Malaysia hanya 68 persen dan Singapura 64 persen.

Sejauh ini, lanjutnya, sudah ada 59 perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan per Desember 2019. Bila dilihat dari pertumbuhan net income 2018-2019 Indonesia saat ini masih berada kisaran pertumbuhan 4 persen.

“Kita masih menunggu perusahaan yang belum menyampaikan,” pungkasnya.