Naik 15,8%, Bank BCA Cetak Laba Bersih Rp23,2 Triliun Per September 2021

Loading

goodmoneyID – PT Bannk Central Asia (BCA) mengumumkan kinerja keuanganya selama 9 bulan pertama di tahun 2021. Dimana Bank dengan koda Saham BBCA itu, mencatatkan laba bersih sebesar Rp23,2 triliun per september 2021, angka ini naik 15,8% YoY.

Hal ini di dukung oleh penyaluran kredit baru BCA yang naik 13,8% secara tahunan (YoY) seiring komitmen BCA mendukung pemulihan ekonomi. Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) juga tumbuh 21,0% YoY hingga akhir September 2021.

“Penyaluran kredit baru tercatat lebih tinggi dibandingkan tingkat pelunasan (loan repayment), sehingga total kredit BCA tumbuh 4,1% YoY menjadi Rp605,9 triliun pada September 2021,” ungkap Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, Kamis (21/10).

Semnetara, penempatan pada obligasi korporasi juga tumbuh positif, naik 16,1% YoY. Secara keseluruhan, portofolio total kredit dan obligasi korporasi meningkat 4,5% YoY menjadi Rp630,2 triliun.

Pertumbuhan kredit ditopang oleh membaiknya permintaan dari segmen korporasi dan KPR, di mana kredit pada kedua segmen tersebut masing-masing naik 7,1% YoY dan 6,5% YoY mencapai Rp269,9 triliun dan Rp95,1 triliun.

Di periode yang sama, kredit komersial dan UKM mencatatkan rebound, naik 1,5% YoY menjadi Rp185,4 triliun. Sementara itu, KKB turun 7,6% YoY menjadi Rp35,6 triliun, meski koreksinya membaik dari periode sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit dan lainnya naik 1,2% YoY menjadi Rp13,9 triliun.

Secara total, portofolio kredit konsumer juga berhasil membaik dengan kenaikan 2,1% YoY menjadi Rp144,7 triliun.

“BCA senantiasa mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG), ditandai dengan komitmen penyaluran kredit kepada sektor-sektor berkelanjutan yang naik 25,6% YoY menjadi Rp143,1 triliun. Nilai ini berkontribusi 23,6% bagi total portofolio kredit, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam dan lahan yang berkelanjutan, dan energi terbarukan,” ujar Bapak Jahja Setiaatmadja.

Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang solid pada triwulan III 2021. CASA naik 21,0% YoY mencapai Rp721,8 triliun per September 2021. Sementara itu, deposito juga meningkat 9,7% YoY menjadi Rp201,9 triliun.

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik sebesar 18,3% YoY menjadi Rp923,7 triliun, sehingga mendorong total aset BCA tumbuh 16,5% YoY mencapai Rp1.169,3 triliun. Pendanaan CASA yang solid ditopang kinerja BCA dalam mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi, terutama dalam memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah.

Per September 2021, CASA berkontribusi hingga 78,1% dari total dana pihak ketiga. BCA memproses 45,7 juta transaksi per hari secara rata-rata di sembilan bulan pertama tahun 2021, naik 39,2% dari periode yang sama tahun lalu, yang mana menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Seiring pertumbuhan likuiditas yang kokoh serta kinerja outstanding kredit yang membaik, BCA mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income) selama sembilan bulan pertama tahun 2021, yakni naik 3,3% YoY menjadi Rp42,2 triliun.

Pendapatan selain bunga tercatat Rp15,5 triliun di periode yang sama, atau tumbuh 2,4% YoY. Kinerja positif pendapatan selain bunga ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 11,2% YoY menjadi Rp10,7 triliun. Secara total, pendapatan operasional tercatat Rp57,6 triliun atau naik 3,1% YoY. Sementara itu, laba bersih tumbuh 15,8% YoY menjadi Rp23,2 triliun, ditopang oleh penurunan biaya operasional dan biaya provisi kredit yang lebih rendah.

Rasio keuangan BCA tetap kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) sebesar 26,2%, di atas ketentuan regulator. Sementara, kondisi likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,0%. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,4% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Rasio pengembalian terhadap aset (return on asset) tercatat sebesar 3,5%, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) sebesar 18,7%. Sebagai tambahan, rasio loan at risk (LAR) turun ke 17,1% di sembilan bulan pertama tahun 2021, dari 19,1% di semester I 2021.