Pengamat BUMN: BSI Siap dan Layak Bersaing Secara Global

Loading

goodmoneyID –PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI dinilai siap dan layak bersaing secara global, pasca implementasi single system di tataran internal bank syariah terbesar di Tanah Air itu dan seiring langkah ekspansi dengan membuka kantor representatif di kawasan Timur Tengah.

Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto menjelaskan bahwa sebetulnya perbankan di Tanah Air telah masuk dalam tahap Asean integrated bank.

Artinya, bank-bank besar di kawasan Asia Tenggara dapat membuka cabang untuk menghimpun dana sekaligus menyalurkan pembiayaan di negara-negara anggota Asean. Pun demikian BSI saat ini sudah terkategori sebagai bank besar tersebut.

Lantaran pasca merger, modal inti BSI sudah tergolong kuat dan mampu untuk melakukan ekspansi skala global. Hal itu pun diperkuat pemberlakuan single system oleh BSI pada 1 November lalu sebagai penanda rampungnya integrasi operasional di tataran internal.

“Tentunya integrasi ini membuat mereka menjadi bank besar, dan masuk bersaing di pasar global. Kita sudah masuk area Asean integrategd bank. Bank BSI bisa berkompetisi dan membuka cabang di negara Asean lain,” katanya.

Kian mapannya BSI untuk masuk ke pasar global pun semakin terbukti. BSI menerima letter of incorporation dari Dubai International Financial Center (DIFC) pada Kamis (4/11) lalu. Dengan menerima izin tersebut, BSI resmi menjadi bagian dari DIFC.

BSI pun sedang dalam tahap akhir untuk memperoleh izin dari Dubai Financial Service Authority (DFSA). Melalui letter of incorporation dari DIFC dan izin DFSA, BSI dapat beroperasi serta membuka kantor representatif di pusat bisnis di Kawasan Timur Tengah tersebut.

Dengan demikian, lanjut Toto, BSI akan mampu menarik banyak investor untuk mengembangankan industri halal nasional ke depan. Bahkan, dengan model akad tabungan syariah yang kompetitif BSI akan mampu menarik dana investor muslim global.

BSI akan diminati investor karena dapat menyajikan layanan perbankan syariah yang semakin kompetitif. Single system BSI, kata Toto, memperkuat koordiansi operasional dan digital perseroan yang sangat baik dalam peningkatan efisiensi.

Melalui hal itu pula BSI dinilainya akan mampu membuka banyak potensi bisnis baru dengan mengoptimalkan integrasu data nasabah.

“Terlebih, perseroan merupakan bank syariah yang mana pemerintah cukup ekspansif mendorong peningkatan kinerja ekonomi halal. Bahkan pemerintah sudah punya road map ekonomi halal. Potensinya tentu besar,” imbuhnya.

*Tingkatkan Kepercayaan Investor*

Terpisah, Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan langkah-langkah strategis yang diambil BSI tersebut akan semakin meningkatkan kepercayaan investor ke depan.

Pasalnya, integrasi 100% di tataran internal BSI juga ekspansi di pasar global akan memacu kinerja bank syariah pelat merah tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Emir menyampaikan apresiasi investor terhadap emiten berkode saham BRIS ini sudah cukup tinggi selama proses merger.

Dia pun meyakini BSI masih menyimpan potensi apresiasi investor yang lebih baik karena dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh bank syariah pelat merah tersebut dapat memperkuat dan menjadi tulang punggung ekosistem industri halal nasional.

Selain itu, BSI pun memiliki kestabilan kinerja karena perbankan syariah terbukti lebih resilence terhadap guncangan ekonomi. Hal ini menjadi faktor penting bagi investor saham.

“Tentunya Bank BSI akan terus dipercaya oleh investor pasar modal. Kinerja manajemen sejauh ini sudah sangat baik, dan Bank BSI memiliki potensi pengembangan bisnis yang besar. Nilai sahamnya tentu akan terus meningkat,” sebutnya.

Emir pun menilai selama masa integrasi dari Februari 2021 lalu perseroan nampak sudah sangat baik melakukan efisiensi operasional serta beban dana. Hal ini akan semakin mengerek kepercayaan investor lantaran perseroan akan mampu mendorong daya saing lebih kompetitif.

Di samping itu, BSI memiliki amunisi keunggulan 3 bank sebelumnya seperti pembiayaan korporasi, mikro, serta konsumer. Integrasi akan membuat potensi tersebut lebih berkembang karena adanya konsolidasi basis data dan kompetensi.

Di sisi lain Emir menegaskan ada hal lain yang ditunggu dari BSI, yaitu produk trade finance. Hal ini, kata dia, akan membuka peluang produk halal dari Indonesia untuk melebarkan sayap di pasar internasional.

“Bahkan yang sebenarnya ditunggu adalah produk trade finance sehingga mampu mendorong produk halal nasional menembus pasar global,” ujarnya.