PT Widodo Makmur Perkasa Bukukan Laba Rp11,1 Miliar di Kuarta III 2022

Loading

goodmoneyID – Perusahan consumer goods and agricultural commodities nasional – PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (IDX: WMPP) membukukan laba perseroan sebesar 11,1 milliar rupiah pada kuartal III 2022. Perolehan laba tersebut juga diiringi dengan pertumbuhan aset Perusahaan yang tumbuh sebesar 7% dari periode tahun lalu.

Lini bisnis unggas masih menjadi kontributor utama penyumbang pendapatan Perusahaan sebesar 61%, diikuti dengan lini bisnis peternakan sapi potong sebesar 16%, makanan olahan sebesar 15%, komoditas pertanian sebesar 4%, dan energi serta konstruksi sebesar 5%. Secara keseluruhan Perusahaan membukukan pendapatan hingga 3,3 triliun rupiah pada kuartal III 2022.

Masih mahalnya harga pakan ternak unggas nasional dan dampak wabah endemi Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada ternak sapi menjadi faktor utama yang menekan pendapatan dan laba Perusahaan. Hal ini tidak hanya dialami oleh PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk tetapi juga industri ternak unggas dan sapi potong secara umum di Indonesia.

“Kami memahami bahwa saat ini industri peternakan secara umum menghadapi kondisi yang menantang, di mana harga pakan unggas masih mahal dan dampak endemi PMK belum selesai. Kami terus berinovasi untuk menjawab tantangan tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi”, jelas Tumiyono, Chief Executive Officer, PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk.

Tumiyono juga menambahkan bahwa jika dilihat dari data nasional (FAO Agricultural Outlook) bahwa konsumsi daging di Indonesia masih memiliki peluang untuk kembali naik. Terlebih pemerintah juga telah menggencarkan program vaksinasi PMK sehingga diharapkan endemi  dapat segera selesai.

Sejalan dengan langkah mitigasi PMK yang ditetapkan oleh Pemerintah, Perusahaan juga telah menerapkan sejumlah aksi pencegahan agar ternak sapi Perusahaan tetap aman dan sehat seperti menerapkan biosecurity di operasional Perusahaan.

Biosecurity adalah langkah pengamanan pertama yang dilakukan saat terjadinya wabah, sehingga wabah tidak menyebar luas. Perusahaan juga mengontrol secara ketat akses keluar masuk area operasional untuk mencegah virus dari luar terbawa masuk ke dalam area Perusahaan.