Rencanakan Keuangan Usai Pandemi Secara Syariah

Loading

goodmoneyID – Pandemi Covid-19 telah menyebabkan masalah serius bukan hanya pada kesehatan, namun juga kondisi ekonomi masyarakat. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, umat Islam dapat memberikan peran terbaiknya melalui berbagai bentuk atau model filantropi dalam Ekonomi dan Keuangan Syariah.

Peran ini diharapkan dapat mengatasi guncangan ekonomi yang terjadi dan seluruh masyarakat, khususnya umat muslim, dapat ikut serta berkontribusi dalam memulihkan guncangan tersebut.

CEO Finansha.id salah satu platform online konsuntasi keuangan syariah, Ameylia Natasya Siregar mengatakan ekonomi syariah mempunyai karakteristik yang terbagi dalam dua bentuk yakni sosial seperti Perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, dan juga yang baru ada P2P lending syariah.

“Kita sama- sama belajar memahami dan mengetahui keuangan syariah itu asik kok, jangan terbebani kalau syariah itu harus beragama islam saja, tentu umat lainnya juga bisa, syariah ini menyeluruh,” terang Ameylia, dalam webinar Manulife Syariah Berkah bertajuk “yuk merencanakan keuangan usai pandemi secara syariah”, Jumat (17/7).

Kedua, bentuk sosial keuangan syariah yakni seperti lembaga filantropi, dan akses keuangan dalam bentuk zakat, wakaf, sedekah. Khusus untuk zakat yang ditunaikan, penyalurannya dapat difokuskan kepada orang miskin yang terdampak Covid-19 secara langsung, sebagai salah satu yang berhak menerimanya (mustahik). Poin ini adalah skema filantropi Ekonomi Islam yang memiliki potensi besar bagi perekonomian masyarakat.

Sementara, Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI), Evi Mafriningsianti mengatakan pandemi luar biasa dampaknya hampir semua aspek kehidupan, khususnya ekonomi, dampaknya signifikan hampir seluruh aspek kehidupan.

Evi juga berbagi tips pada sesama pelaku usaha muslim, bagaimana caranya di tengah pandemi mereka bisa survive dan bangkit.

“Kami di IPEMI masih dituntut kreatif jadi masa pandemi kaya gini mereka yang masih mampu beradaptasi dan berinovasi itu, merekalah yang bakal bertahan. Dalam IPEMI sendiri ada program bimbingan bisnis, yang dipimpin langsung oleh ahlinya, nanti diberikan penguatan terkait bagaimana beradaptasi dengan teknologi,” ujar Evi.

Saat ini, belum banyak ibu ibu yang memanfaatkan smartphone mereka secara optimal, sebetulnya dari smartphone banyak sekali manfaat bisnis yang bisa dilakukan. Dari teknologi inilah kata Evi, kunci bisnis dan usaha seseorang bisa terus bertahan.

Lewat manfaatnya ini (Smartphone), bisa bertahan di tengah pandemi. Juga dapat memberikan beberapa pengertian bagaimana membuat desain yang bagus untuk dipasarkan di media sosial. Di samping skil desain yang diberikan, lalu ada bimbingan terkait layanan keuangan, bagaimana cara mereka mengatur keuangan.

“Ini bisa kita manfaatkan sebesar besarnya. Kabar baik di tengah pandemi salah satu pelaku usaha anggota IPEMI, bahkan banyak yang usahanya justru naik, malah ada yang sampai 70%,” tegas Evi.