Surge Genjot Tahap Awal Pemasangan Fiber Optik untuk Ruas Jakarta – Bandung

Loading

goodmoneyID – Perusahaan konektivitas infrastruktur digital PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (IDX: WIFI) atau Surge, melalui anak usaha PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave), segera merampungkan finalisasi tahap awal penggelaran jaringan fiber optic di ruas Jakarta – Cikarang maupun Jakarta – Bandung.

Penggelaran di sepanjang 127,4 km ini ditargetkan rampung pada akhir September 2021. Perseroan juga sudah merencanakan komersialisasi infrastruktur yang dibangun khususnya bagi partner bisnis maupun konsumen langsung melalui berbagai inisiatif. Guna menghadirkan konektivitas jaringan yang andal, fiber optic Surge yang tersebar di seluruh Pulau Jawa akan fokus pada aspek security, baik itu dari sisi fisik penggelaran dan operasional, maupun keamanan dari sisi teknologi.

CEO Surge, Hermansjah Haryono menjelaskan meskipun ada penyesuaian pengerjaan proyek dengan protokol kesehatan yang ketat di berbagai lokasi di Pulau Jawa tempat kami beroperasi, kami optimis rencana untuk penyelesaian keseluruhan jaringan sepanjang 2800 km ini dapat kami akselerasi sampai akhir tahun 2021.

“Hal ini kami tempuh dengan berbagai strategi, pertama keunggulan pemasangan serat optik sepanjang rel kereta di lahan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT KAI cenderung lebih cepat pengerjaannya dan lebih bebas gangguan dibandingkan dengan pemasangan serat optik di samping jalan provinsi atau jalan kabupaten,” ujar Hermansjah dalam rilisnya Rabu, (18/7).

Kedua, belajar dari periode pembatasan sebelumnya, pihaknya telah memitigasi hal ini dengan menambahkan fase proyek hingga meningkatkan efektifitas human resources sehingga pengerjaannya dapat lebih efisien juga efektif. Melalui  implementasi kedua hal ini, sejauh ini belum ada revisi capex maupun target waktu penyelesaian yang dilakukan perseroan.

“Untuk itu, kami juga berterima kasih atas pendampingan dan dukungan penuh dari PT Kereta Api Persero (KAI) maupun dari regulator selama pengerjaan di situasi sulit seperti saat ini,” imbuh Hermansjah.

Untuk hadirkan konektivitas berkapasitas besar (144 serat optik) dengan kualitas tinggi, Surge juga sedang dalam fase penjajakan dengan beberapa partner teknologi terdepan kelas dunia dalam penggelaran fiber optic ini beserta solusi solusi turunannya.

Kabel serat fiber yang terbangun akan terhubung dengan perangkat switching Dense Wavelength Division Multiplexing (“DWDM”) dan Data Center untuk memfasilitasi interkoneksi internet dan distribusi load data dalam jaringan, baik itu konektivitas langsung (Direct), Point-to-Point hingga Point-to-Multipoint untuk semua kota di Pulau Jawa. Selain itu, teknologi fiber optic ini akan memiliki keunggulan dari sisi traffic data yang bisa di-deliver pada konsumen, aspek security, dan berpotensial mendukung konektivitas 5G yang akan mulai beroperasi di Indonesia dalam waktu dekat.

Lewat inisiatif terbaru Surge dalam pengembangan sebanyak 1.580 Edge Data Center (EDC) serta solusi internet lainnya di seluruh Pulau Jawa, Surge semakin memantapkan posisinya sebagai pengelola tunggal dan eksklusif infrastruktur digital secara end-to-end mulai dari serat optik hingga data center di Indonesia.

Keberadaan fiber optic Surge yang berada di sepanjang rel kereta api akan sangat mendukung karakteristik EDC yang mensyaratkan konektivitas yang berkualitas dan berkecepatan tinggi, handal dan minim gangguan. Proteksi terhadap gangguan konektivitas telekomunikasi juga dibuat secara double protection baik pada lapisan physical layer maupun transport layer di semua stasiun kereta api di Indonesia yang akan dijadikan sebagai Point-of-Present (POP).

Pembangunan EDC tahap pertama, khusus di lokasi Stasiun Manggarai dan Stasiun Cikarang, ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2021 dan segera dapat terkoneksi dengan fiber optic yang sedang diselesaikan.

Terkait potensi komersialisasi yang dapat dilakukan, Hermansjah menambahkan optimismenya “Melalui infrastruktur jaringan sepanjang 2800 km di Pulau Jawa yang nantinya selesai dibangun, kami targetkan pendapatan Surge sebesar Rp.314 Miliar pada tahun 2022 melalui yang didapatkan dari kombinasi penyewaan dark fiber, kerjasama dengan ISP (internet service provider), penyewaan colocation data center, iklan dari free Wi-Fi, dan sinergi serta kolaborasi antar produk dalam ekosistem Surge.

“Saat ini kami sedang berdiskusi dengan intens dengan para calon pengguna kami khususnya penyedia teknologi di daerah kawasan industri Cikarang hingga perencanaan kerjasama untuk konektivitas terjangkau dengan beberapa lokasi Desa di Pulau Jawa.“ ujarnya.

Layanan Surge sebelumnya yang  telah dapat dinikmati masyarakat luas adalah layanan wifi gratis di fasilitas commuter line Jabodetabek dan stasiun kereta api, media kreatif Linikini, serta berbagai aplikasi menarik untuk loyalty program, delivery makanan, konsultasi pertanian hingga marketplace asuransi mikro.

Perseroan kini juga dalam tahap pengerjaan teknologi berbasis aplikasi secara bertahap untuk sektor retail, logistik, gaya hidup, kesehatan, layanan publik, media & hiburan (entertainment) dan lain sebagainya. Pengembangan infrastruktur digital seperti jaringan fiber optic dan edge data center ini akan diharapkan dapat memaksimalkan manfaat maupun memberikan nilai tambah bagi media periklanan maupun pengembangan teknologi berbasis aplikasi.

“Perseroan terus mengakselerasi program dan inisiatif untuk mencapai misi membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui teknologi. Terlebih keberadaan infrastruktur jaringan seperti fiber optic dan edge data center sebagai prasyarat utama go-digital menjadi jauh lebih penting dalam mendukung produktivitas masyarakat selama masa pembatasan mobilitas beberapa bulan terakhir ini,” kata Hermansyah.

Lewat berbagai infrastruktur yang kami bangun, kami harapkan masyarakat nantinya akan dapat menikmati experience internet yang jauh lebih baik, sehingga tidak banyak buffering atau lagging, dengan harga yang terjangkau.

“Kami berharap akan lebih banyak inovasi yang muncul dari daerah yang dapat memanfaatkan infrastruktur kami, baik dari pemerintah daerah, UMKM, startup lokal maupun individu-individu kreatif.” tutup Hermansjah.