Target Penerimaan Pajak Tahun ini Dipastikan Meleset

Loading

goodmoneyID – Perlambatan ekonomi sepanjang tahun ini diprediksi berdampak terhadap penerimaan pajak. Dalam acara Ngobras (Ngobrol Santai) Dirjen Pajak di Jakarta, (25/11), penerimaan pajak per Oktober 2019 tumbuh sekitar 0,23 persen atau senilai Rp 1.018,47 triliun, melambat dibandingan periode sama 2018 sebesar 16,21 persen.

“Posisi penerimaan pajak hanya tumbuh  0,23 persen, Artinya tahun ini memang relatif sangat berat dibanding tahun lalu pada periode sama yang tumbuh 16 persen,” ungkap Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Yon Arsal.

Disampaikan oleh Yon Arsal, terdapat 3 faktor yang membuat penerimaan pajak tahun ini mengalami perlambatan, yaitu restitusi yang meningkat drastis, perlamabatan ekonomi, dan harga komoditas yang belum baik.

“Restitusi pertumbuhannya signifikan, pertama berasal dari kegiatan restitusi yang dipercepat memang ini sebagai fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dan sudah kita prediksi dari awal akan meningkat. Meskipun kita melihat bahwa periode oktober ini pertumbuhannya sudah sangat menurun. Apabila diawal tahun yang lalu kita bicara restitusi dipercepat baru 78 persen sekarang kita sudah berada di level 65 persen artinya sudah menurun,” ujar Yon Arsal.

Faktor kedua, adalah perlambatan ekonomi, hal ini berdampak pada aktivitas ekspor dan impor yang juga mengalami penurunan secara signifikan. Yang berdampak pula pada PPn (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh (Pajak Penghasilan).

“Penerimaan dari PPn (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh impor itu berkontribusi hampir 18 persen dari total penerimaan, yang di targetkan dari  APBN 2019 kemarin tumbuh sekitar 23 persen. Faktanya pertumbuhannya minus 7 persen,” ujar Yon.

Yon Arsal menggarisbawahi meskipun per oktober 2019 kinerja penerimaan pajak tidak begitu baik, ia yakin pada November hingga Desember ini penerimaan pajak akan positif. Peluang pertama kalau dilihat dari jenis pajak bahwa PPh 21 ( pajak atas gaji) masih stabil diatas 2 persen. Kedua adanya harapan dari trading yang masih menunjukkan perbaikan pada Oktober. Selain itu, ditambah jasa pengangkutan transportasi yang masih menunjukkan perkembangan cukup baik.

“Secara umum penerimaan memang tertekan karena faktor kondisi makro ekonomi dibandingkan internal kita. Kita masih effort didua sisi masih signifikan. Satu dari sisi pelayanan masih tercermin dari PDB yang menunjukkan peningkatan signifikan, dua penegakan hukum pengawasan pemeriksaan yang juga kita lakukan secara prudent. Kita harap tren positif ini berlanjut hingga Desember ada perbaikan sedikit konteks penerimaan,” pungkas Yon.