Tiap tahun meningkat, Begini Level Literasi Keuangan Seseorang Bisa Diukur

Loading

goodmoneyID – Tiap tahun indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia terus meningkat, namun angkanya hingga kini masih belum memuaskan, padahal literasi keuangan memiliki korelasi yang positif dengan pembangunan ekonomi dan keuangan, hal ini dijelaskan berdasarkan survei ADB (Asian Development Bank) Institute.

 
Saat ini data OJK, per 2019 menunjukkan literasi keuangan kita hanya 38 persen sementara inklusi 76 persen. Angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 yaitu indeks literasi keuangan 29,7% dan indeks inklusi keuangan 67,8%.
 
Ketika angka inklusi keuangan lebih tinggi dari literasi keuangan artinya, banyak masyarakat yang sudah memakai jasa keuangan, tetapi masih kurang mengerti atau kurang paham akan literasinya. Oleh karena itu, dibutuhkan edukasi bagi masyarakat agar semakin kenal dengan jasa keuangan di Indonesia.

“Sekarang ada perbaikan, is better now. Kalau kita ngetes temperatur saja di medsos (Media Sosial) kini selalu yang hangat adalah topik financial, itu sudah menandakan masyarakat kita mulai sadar,” ujar
 Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto  dalam diskusi daring Pahlawan Finansial Keluarga: Mencari Peluang di Tengah Resesi, Senin (9/11). 

Ia menambahkan pandemi virus corona juga turut membantu orang untuk sedikit sedikit mulai sadar akan pentingnya mengatur keuangan, “ini jadi penting banget, dibahas tiap hari masalah finansial saat pandemi,” imbuhnya.  
 
Ligwina merasakan, meskipun kini kesadaran masyarakat tentang literasi keuangan masih dasar, positifnya berarti kini mulai ada minat seseorang untuk mengetahui pendidikan keuangan.
 
Ada level tingkatan literasi seseorang, kata Ligwina pertama Awarenes, kedua knowledge, Ketiga Action. 
 
Awareness, artinya mereka mulai sadar ada minat untuk belajar, lalu timbul knowledge, nah disini seseorang mulai paham, misalnya dia bercerita pada temannya oh produk keuangan ini tuh seperti ini loh, tetapi dia belum mencobanya, tahap terakhir yakni Action, ini yang paling bagus, dimana seseorang mulai tahu dan mempraktekan literasinya itu untuk digunakan dalam kehidupannya.
 
“Artinya tidak apa apa kalau orang masih dari dasar banget, dia lalu belajar dan tahu, setelah tahu harus dipraktekan dong, action nya tuh harus ada,” tutup Ligwina.