Tips Aman Hindari Kejahatan Siber Saat Belanja Online

Loading

goodmoneyID – Dalam fase new normal, belanja online menjadi salah satu aspek penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, harus diimbangi dengan terus meningkatkan prinsip kehati-hatian terhadap upaya tindak kriminal di dunia maya.

Makin meningkatnya transaksi online tentunya juga makin mendorong potensi terjadinya cyber crime yang mengancam pengguna. Oleh karena itu, Bukalapak mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol keamanan dengan 4 Aman 5 Sempurna.

Protokol ini diharapkan dapat dengan mudah diingat dan diterapkan oleh pengguna, sebagai langkah pencegahan karena hanya terdiri dari 5 tips mudah. Antara lain, Antisipasi, Menjaga Kerahasiaan, Atur Ulang Password Berkala, Nyalakan TFA dan gunakan aplikasi terupdate, serta hubungi BukaBantuan jika menemukan hal-hal yang mencurigakan saat bertransaksi.

Edukasi mengenai pentingnya menerapkan protokol keamanan ini adalah upaya yang menjadi prioritas dan dilakukan oleh Bukalapak secara terus menerus.

CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin mengatakan keamanan seluruh pengguna Bukalapak akan terus menjadi prioritas.

“Selain senantiasa memperkuat sistem cyber security secara menyeluruh untuk memastikan data-data pengguna aman dari penyalahgunaan. Kami juga berharap para pengguna dapat bekerja sama dengan kami dengan cara menerapkan upaya pencegahan. Salah satunya lewat protokol 4 Aman 5 Sempurna ini,” ujarnya.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Brigadir Jenderal Polisi Slamet Uliandi, dari Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri. Menghimbau bahwa seiring dengan meningkatnya kegiatan masyarakat di kanal digital, potensi naiknya tindak kejahatan di dunia maya juga turut naik.

“Karena itu, selama masa pandemi dan new normal ini, selain penting untuk menjaga kebersihan dan jaga jarak dengan orang lain, penting juga untuk jaga jarak dengan cyber fraudster dan hacker. Dengan cara mengaktifkan TFA/dua langkah verifikasi pada setiap akun yang dimiliki, serta tidak mudah percaya kepada orang lain yang meminta kode OTP dengan berbagai macam kedok”, tutur Slamet Uliandi.

Slamet Uliandi menambahkan, kerjasama antara pihak Bareskrim Polri dengan penyedia platform digital senantiasa mengutamakan perlindungan data penggunanya, dan pihak pengguna dihimbau untuk menerapkan protokol keamanan siber.