Wimboh Jelaskan 5 Tantangan Besar Ekonomi dan Keuangan Syariah Kedepan

Loading

goodmoneyID – Ketua Umum MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Wimboh Santoso mengatakan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia terus tumbuh dan mengalami peningkatan yang positif.

Hal ini tentunya perlu dipertahankan dan di kuatkan, mengingat Indonesia masih mempunyai potensi yang besar di industri syariah, dengan penduduknya yang 98% atau sekitar 230 juta nya adalah seorang Muslim.

Namun demikian, kata Wimboh masih ada beberapa tantangan dan hambatan yang menyelimuti industri ini untuk makin maju. Wimboh yang sekaligus menjabat sebagai Bos OJK itu menyebutkan ada lima tantangan besar yang kini dihadapi oleh industri ekonomi dan keuangan syariah.

Pertama, Market share Ekonomi dan Keuangan Syariah relatif masih rendah. Proporsi total aset keuangan syariah hanya 9,9% dari total keuangan konvensional.

Kedua, Literasi keuangan syariah saat ini masih rendah. Indeks literasi dan inklusi syariah masih 8,93% – 9,1% sedangkan konvensional saat ini mencapai 38% – 76,19%.
“Ini semua karena umat masyarakat syariah banyak yang berada di daerah, mereka belum tersentuh edukasi dan literasi,” ujar Wimboh dalam melaksanakan Munas MES ke V secara daring, Sabtu (22/1).

Ketiga, Diferensiasi model bisnis/ produk syariah masih terbatas. Produk syariah saat ini meliputi, saham syariah, sukuk korporasi, reksadana syariah, surat berharga negara, asuransi syariah, dan pembiayaan syariah.

Yang keempat, adopsi teknologi belum memadai. Teknologi dan produk syariah belum memanfaatkan hadirnya teknologi. Untuk itu, perlu integrasi teknologi keuangan syariah yang lebih mutakhir.

“Kami mendorong agar produk dan teknologi konvensional dan syariah harus sama, Kita akan cari, apakah ada suatu birokrasi yang menghambat, setiap produk impact yang datang pertama pasti konvensional, saya harap ini kedepan bisa site by site, beriringan,” kata Wimboh.

Kelima,  Pemenuhan SDM (Sumber daya manusia) belum optimal. SDM menjadi hal yang menjadi prioritas sehingga perkembangan teknologi dan produk bisa makin kuat.

“Kita di lembaga jasa keuangan bisa mendukung adanya inovasi baru,” tambahnya.

Menanggapi tantangan tersebut, Wimboh menuturkan semua pemangku kepentingan ekonomi dan keuangan syariah harus saling bersinergi membentuk sebuah sistem yang mampu menyaingi keuangan konvensional.

“Kita harus kerja secara extra, agar bisa menjawab tantangan itu, dengan ini inovasi kita akan tetap relevan dan harus kita jalankan lebih gencar lagi untuk mencapainya,” tutup Wimboh.