goodmoneyID – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan situasi pasar modal Tanah Air mulai kembali kondusif di tengah pandemi Covid-19.
Wimboh menyampaikan hal ini ditandai kembali menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mendekati angkka/level 5.000.
“Di pasar modal beberapa waktu terakhir mulai membaik, saham banyak ijo-nya. Kemarin sudah 4.900 lebih dari sebelumnya kan (nilai saham) sempat drop,” ujar Wimboh dalam video conference di Jakarta, Kamis (04/06).
Sebelumnya IHSG sempat drop di bawah 4.500, ini akibat kepanikan pelaku pasar saham seiring dengan meluasnya wabah pandemi Covid19. Kata Wimboh normalnya IHSG itu diangka 6.000.
Membaiknya situasi pasar modal nasional tak lepas dari berbagai kebijakan relaksasi yang aktif dilakukan OJK selaku regulator kepada para lembaga di jasa keuangan.
Adapun relaksasi yang diberikan OJK yakni, mulai dari revisi batasan auto rejection atau batas maksimal penurunan dan penguatan nilai saham. Hingga memberlakukan emiten melakukan program buyback atau membeli kembali saham tanpa harus mengantongi persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Di samping itu, OJK selaku regulator juga mengeluarkan stimulus dengan melonggarkan ketentuan kolektabilitas kredit.
Wimboh mengungkapkan berbagai relaksasi bertujuan mengembalikan kepercayaan investor terhadap kondisi pasar modal domestik. Sebab, kepercayaan kunci utama untuk mendatangkan investor di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.
“OJK bersama pemerintah berupaya semaksimal mungkin menjaga sektor keuangan kita. Sehingga sektor riil tidak terlalu dalam terdampak Covid-19,” terangnya.
Sebagi informasi, IHSG pagi tadi Kamis (4/6/2020) dibuka pada zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melansir data RTI, pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 5.009,51 atau naik 68,51 poin atau 1,39% dibanding penutupan sebelumnya pada level 4.941.
Sebanyak 214 saham melaju di zona hijau dan 53 saham di zona merah. Sedangkan 116 saham lainnya stagnan. A
Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,07 triliun dengan volume 1,04 juta saham.