Ekonom: Kesehatan Seharusnya Lebih Dulu Dilakukan Ketimbang Stimulus Ekonomi

Loading

goodmoneyID – Pengamat Ekonomi Anton Hendranata mengatakan tahap stimulus Pemerintah seharusnya fokus pada Kesehatan, kemudian mengatasi persoalan ekonomi. Serta tak perlu khawatir jika Indonesia mengalami resesi, karena semua negara pun pasti mengalami Resesi.

“Tidak usah khawatir kalau indonesia resesi, soalnya resesinya tidak sebesar negara lain. Kenapa tidak? indonesia itu struktur perekonomiannya mengandalkan permintaan domestik,” ujar Anton dalam Webinar goodmoneyID bertajuk Peluang Dan Tantangan Industri Keuangan Dan Sektor Riil Menghadapi New Normal, Selasa (30/6).

Jika pandemi sudah terselesaikan, baru dapat diambil langkah-langkah perbaikan untuk ekonomi. Anton menyebut, walaupun angka kasus Covid-19 tiap harinya masih naik terus bahkan di atas seribu jiwa, masyarakat Indonesia sangat berani. Anton mengumpamakan fenomena ini layaknya Judi.

“Ternyata ada yang menarik, seperti bermain judi sebenarnya. Kalau kita liat penderita Covid-19 tiap hari naik terus, sudah 1,300an per hari, tapi toh rakyat Indonesia punya nyali. Kalau di luar negeri AS misalnya, pasti rakyatnya sudah di dalam rumah semua. Saya berharap keberanian ini bisa gerakin perekonomian lagi,” kata Anton.

Dengan dilonggarkannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) maka konsumsi dapat kembali naik. Jika konsumsi masyarakat naik, maka Indonesia bisa recovery di kuartal empat 2020.

Anton menyebutkan hingga tanggal 2 Juni 2020 realisasi stimulus Covid-19 masih rendah, begini penjelasannya.

Realisasi Kesehatan 1,54%

Terdapat kendala pada proses administrasi dan verifikasi. Verifikasi yang belum diproses di RS masih tinggi, dan adanya keterlambatan penagihan.

Realisasi Perlindungan Sosial 28,63%

Realisasi yang tinggi pada Kartu Sembako PKH dan bantuan sosial tunai diskon tarif listrik sudah dilaksanakan. Tapi penyerapan Kartu Pra Pekerja dan BLT Dana Desa masih rendah, serta perlu perbaikan desain kebijakan banyak salah sasaran dan over lapping.

Realisasi Insentif Usaha 6,8%

Beberapa wajib pajak sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif, tetapi tidak mengajukan permohonan. Pemerintah akan lakukan sosialisasi lebih luas.

Realisasi Insentif UMKM 0,06%

Regulasi belum siap. Demikian pula dengan data maupun infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung operasional.

Realisasi Stimulus Pembiayaan Korporasi 0%

Pemerintah masih harus menyelesaikan skema dukungan dan regulasi serta infrastruktur penduduk untuk operasionalisasi. Juni seluruh peraturan dan skema dukungan ditargetkan rampung.

Realisasi Stimulus Sektoral & Pemda 3,65%

Pemerintah daerah terlambat menyelesaikan regulasi. Sebagian Pemda sudah melaksanakan program padat karya Kementerian Lembaga.