Kepala Ekonom DBS Desak Pemerintah Perbaiki Iklim Bisnis

Loading

goodmoneyID – Pemerintah dalam melakukan perbaikan dan pembangunan negeri menggunakan dua pendekatan utama yaitu hard infrastucture dan soft infrastructure. Terkait dengan dunia Industrialisasi dan bisnis, pemerintah dinilai telah banyak melakukan beberapa langkah besar khususnya pada hard infratructure seperti menurunkan harga logistik, dan meningkatkan kebijakan insentif fiskal.

Namun Kepala Ekonom DBS Indonesia Masyita Crystalin menjelaskan bahwa persoalan utama para pelaku bisnis dan industri adalah pada sektor soft infrastructure seperti perizinan dan kemudahan berusaha, yang harus segara dilakukan.

“Kita bangun hard infrastructure seperti menurunkan harga logistik, meningkatkan kebijakan fiskal intensif, tapi soft infrastructure juga harus jadi fokus pemerintahan ke depan,” ujar Masyita Crystalin Kepala Ekonom DBS Indonesia dalam CEO Talk “Economic and political outlook 2020” di Hotel Rafles, Jakarta (26/11).

Dalam jangka pendek menurut Masyita pemerintah harus fokus dulu menciptakan lingkungan yang pasti pada dunia bisnis. Dengan fokus pada soft infrastucture seperti melakukan perbaikan iklim usaha dan investasi Pemerintah juga perlu melakukan ‘deregulasi’ dan mengurangi ketidakpastian regulasi.

“Disatu sisi kita jalankan reform jangka panjang, yang belum tentu ada buah yang kita raskan segera, untuk itu disisi lain kita mencari quick guide yang cepat, pasti akan banyak nih perusahaan yang relokasi, untuk menarik ini,” ujar Masyita.

Masyita menuturkan untuk menangkap peluang trade war  pemerintah perlu selesaikan isunya,  misalkan ada perusahaan A di industri tertentu, pemerintah selesaikan A to Z. Kemudian segala regualsi dipermudah sampai dengan dia masuk dan beridri, karena kalo perusahaan besar masuk dan berdiri akan ada Aglomerasi Efek.

“Jadi kalo ada perusahaan besar masuk, kemudian berada di suatu kawasan industri, biaya produksi itu akan lebih murah, karena biasanya mereka akan mencipatakn value change di sekitar mereka sendiri,” ujar Masyita.

Efek lain dari aglomerasi adalah:

  1. Tenaga kerja tersedia banyak ,memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik dibanding dari luar daerah.
  2. Suatu perusahaan menjadi daya tarik bagi perusahaan lain.
  3. Berkembangnya suatu perusahaan dari kecil menjadi besar, sehingga menimbulkan perusahaan lain untuk menunjang perusahaan yang membesar tersebut.
  4. Perpindahan suatu kegiatan produksi dari satu tempat ke beberapa tempat lain. Perusahaan lain mendekati sumber bahan untuk aktifitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah ada untuk saling menunjang satu sama lain.

Ia menyarankan pemerintah perlu selesaikan soft infrastrucutre ini dalam waktu dekat, karena manfaatnya akan terasa langsung. Berbeda dengan hard infrastructure yang baru bisa dirasakan dalam jangka waktu yang relatif lama.

“Efek yang seperti ini, saya melihat pemerintah jika melakukan reform di jangka panjang saja, kita  hanya akan mendapatkan nanti,  dan kita bakal ketinggalan dua tahun kedepan.  Jadi saya menekankan fokus pemerintah selain hard infrastructure, soft infrastructure juga penting,” pungkas Masyita.