Kiat Menjadikan Desa Miskin Menjadi Desa Miliarder

Loading

goodmoneyID – Dalam beberapa tahun silam Desa di Indonesia menurut pengataman  Yanni Setiadiningrat forum BUMDES indonesia, sudah banyak yang menggeliat perubahan ekonominya, ini ditandai sejak adanya UU Desa dan juga Dana Desa. Namun hingga kini juga masih  ada beberapa temuan lemahnya perencanaan dan perlunya pendampingan agar dana desa ini tak sekedar untuk sarana dan prasaran infrastruktur bangunan dan perbaikan jalan saja.

Yani menyebutkan untuk menjadikan desa miskin menjadi desa miliarder perlu beberapa tahapan, salah satunya dengan memanfaatkan dana desa ke sektor yang lebih prduktif.

“Dana Desa suatu saat akan pasti distop, sifatnya kan ini stimulan, pancingan dari pemerintah ke bawah, jadi harus dimanfaatkan yang benar untuk pelatihan pelatihan, untuk kegiatan karang taruna, PKK, peningkatan kualitas UMKM dan lain sebagainya. Maka dengan adanya kegiatan yang lebih produktif ini, Desa akan lebih berdaya,” ungkap Yani, dalam acara webinar “Memperkuat Ekonomi Indonesia Melalui Desa” yang diselnggarakan oleh Superkey Consuting, Minggu (25/4).

Selin itu, untuk jadi Desa Miliarde, masyarakat perlu menggali potensi dan kearifan lokal yang ada di tempatnya disamping memaksimalkan dana desa yang ada.

“Semua Desa pasti memiliki potensi yang bisa dikembangkan, walaupun tiap desa berbeda, seperti sawah, pantai, gunung bukit dan lainnya. Tapi harus jeli memilih potensi ini. Jangan cuma meniru program seperti desa lain yang sudah berhasil,” ungkap Yanni.

Kata Yanni yang lebih penting adalah menyiapkan SDM, para anak muda yang unggul, lalu diajak untuk membangun desa. Pasalnya kini banyak Sarjana muda yang justru setelah lulus kuliah mereka bekerja kekota, akhirnya SDM anak muda Desa justru di manfaatkan oleh orang orang di Kota.

“Saya berharap sarjana anak muda tetap tinggal di desa, melestarikan desanya supaya ada bisa dikelola sesuai dengan sumber daya manusianya. Karena SDA dan SDM harus saling berimbang,” ungkap Yanni.

Yanni mencontohkan Desa Ponggok, yang terletak di Klaten, Jawa Tengah. Desa tersebut mampu memaksimalkan potensi dan berhasil menyulapnya dari desa yang berpendapatan rendah menjadi desa berpendapatan sangat tinggi.

“Desa ponggok mampu memanfaatkan sistem perairan, dan studim serta platfrom simpan pinjam. Awalnya desa itu miskin akhirnya mampu jadi desa miliarder. kiat kiat ini yang ingin saya sampaikan bagaimana kita pelaku yang ada desa yang miskin bisa jadi desa miliarder suatu saat akan bisa asal kita punya semangat mau kerja,” ungkap Yanni.

Diketahui, sebelumnya Desa Ponggok hanya mempunyai pendapatan sebesar Rp80 juta per tahun, kini naik 48 kali lipat menjadi Rp3,9 miliar per tahun dan pendapatan BUMDesnya kini per tahunnya mencapai Rp14 miliar.

Desa lain yang jadi percontohan oleh Yanni adalah Desa Mangunharjo, yang  berhasil mengelola limbah Jelantah.

“Ini dikenal luas, banyak yang studi banding juga, Desa ini mengandalkan potensi alam puing puing alam. Bisa dia jadi Desa miliarder,” imbuhnya.

Namun untuk mencapia Desa Miliarder, butuh dukungan dari berbagi pihak tidak bisa sling bekerja sendiri harus saling bersiner, antara Mayarakat, pemerintah, Organisasi dan pihak swasta.

“Kalau perekonomian kita sudah bisa dirasakan oleh masyarakat, maka masyarakat juga akan bisa menikmati sandang pangan & pendidikan. Kalau sudah menikmati 3 item ini berarti masyarakat  desa sudah merdeka dan orang kita sudah kuat. Kita harus menggali potensi, saling berkolaborasi gotong royong. Sebab siapa lagi kalau bukan kita yang memulai ” tutup Yanni.