Mengelola Keuangan Keluarga Dengan Konsep Syariah Bersama IPEMI

Loading

goodmoneyID – Mengelola uang dalam keluarga secara baik merupakan salah satu kunci kesuksesan berkeluarga. Namun sebagai umat muslim, apakah kita sudah mengelola keuangan keluarga kita dengan prinsip dan tata cara yang sesuai dengan konsep islam atau syariah?

Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak anak, mengelola keuangan dalam keluarga lebih sulit dibanding mengelola keuangan pribadi. Hal ini pun menggerakan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) untuk melakukan pelatihan kepada seluruh anggotanya, dengan menggelar acara daring, bertajuk “Mengelola keuangan keluarga dengan konsep syariah” Rabu (24/2).

Ketua Umum Ipemi Ingrid Kansil dalam paparannya menjelaskan bahwa dengan memulai pengelolaan keuangan keluarga secara syariah maka seseorang sudah bisa menjadi garda terdepan sebagai pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

“Kalau kita bicara soal keuangan ini penting sekali, karena uang itu pisau bermata dua, jangan lalai dalam menjalankan kewajiban kita dalam mengelola keuangan, kita harus menjaga menjadi amanah dalam menjaga harta yang dikaruniakan oleh allah, salah satunya dengan konsep syariah, salah atau yang bisa kita lakukan yakni membayar zakat infaq shodaqoh wakaf dan investasi syariah lainnya,” ujar Ingrid Kansil, secara daring, Rabu (24/2).

Foto: Proses webinar IPEMI Mengelola keuangan keluarga dengan konsep syariah, Rabu (24/2).

Sementara itu, Praktisi Keuangan syariah Reni Fitriani menjelaskan tujuan nafkah sebuah keluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, kesehatan dan pendidikan.

Kata Reni, untuk mengelola keuangan syariah dalam keluarga, seseorang harus menganalisis penghasilan dan pengeluaran terlebih dulu. Keduanya ini harus berasal dan dibelanjakan untuk barang dan kebutuhan yang tentunya harus halal.

Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq RA, dari Rasulullah SAW bahwa “Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram, (HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani).

Bagaimana ciri ciri penghasilan dan pengeluaran yang sesuai dengan prinsip syariah?

Mudahnya, coba anda ketahui dari mana sajakah penghasilan Anda? Apa saja Pengeluaran Anda? jika sudah maka anda bisa cocokan dengan konsep syariah. Dimana sebuah pengeluaran dan penghasilan harus terbebas dari MAYSIR, GHARAR, RIBA, TADLIS, dan DZALIM.

Maysir artinya mendapatkan keuntungan tanpa bekerja, lalu gharar sumbernya tidak jelas, riba yakni tambahan yang memang tidak sesuai dengan konsep syariah, tadlis dengan cara menipu, kemudian dzalim merugikan orang lain.

“Jangan sampai kita berbisnis tapi kita nipu orang lain, bilang kondisi perusahaan kita bagus untuk menggaet investor, padahal bisnis kita belum dapat apa apa, atau kita jualan baju kemudian mengaku bajunya berkualis dan bahannya dari sutra, tapi pas tiba bahannya biasa, ini masuk ke saja dzalim merugikan salah satu pihak,” ujar Reni.

Pengeluaran dalam konsep syariah harus mencakup pertama, hak Allah, seperti Zakat, infak, sedekah dan Wakaf. Kedua hak orang lain yakni hutang harus segera dilunasi, Ketiga, Hak sendiri untuk masa depan seperti tabungan dan investasi, yang keempat hak sendiri untuk masa sekarang meliput biaya hidup, kebutuhan dan keinginan.

“Jaga gaya hidup kita, jangan sampai kita fokus ke pengeluaran gaya hidup mewah tapi penghasilan kita tidak mensupport, mungkin kita punya keinginan, boleh membeli keinginan tapi jangan dipaksakan, kita harus kerja keras lebih jangan diem aja,” imbuh Reni.

Lanjut Reni, tapi bukan berarti keinginan kita harus dibendung, harus bisa bedakan mana kebutuhan mana keinginan, sebab setiap orang itu beda beda.

“Misalnya saya ingin mobil alphard, tapi kebutuhan orang lain memang butuh beli mobil alphard untuk bekerja karena seharian harus di dalam mobil. Jadi jangan semudah itu menentukan kebutuhan dan keinginan seseorang dengan kita, karena punya profil dan kehidupan yang berbeda-beda,” tutup Reni.