goodmoneyID – PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan pada kuartal I tahun 2025, yakni sebesar Rp30,43 miliar. Angka ini melonjak 606 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan telah memenuhi 29,31 persen dari total target laba tahun 2025 sebesar Rp103,83 miliar.
Pertumbuhan laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 11,99 persen menjadi Rp159,14 miliar. Selain itu, pendapatan operasional lainnya turut mencatat kenaikan tajam sebesar 148,86 persen menjadi Rp6,41 miliar. Beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset juga berhasil ditekan sebesar 31,17 persen menjadi Rp49,29 miliar.
“Kenaikan laba ini mencerminkan efisiensi dan pengendalian operasional yang baik, tercermin dari rasio BOPO yang menurun dari 93,64 persen menjadi 86,49 persen. Sementara itu, posisi permodalan kami tetap kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 45,27 persen,” ujar Wakil Direktur Utama OK Bank, Hendra Lie, pada Kamis, 22 Mei 2025.
Untuk tahun 2025, OK Bank menargetkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar 12 persen, baik dari nasabah perorangan maupun antar bank. Strategi pendanaan dan peningkatan layanan akan dijalankan secara menyeluruh untuk mendukung target tersebut.
Penyaluran kredit juga ditargetkan meningkat sekitar 11 persen dengan proyeksi CAR berada di kisaran 43 persen dan rasio kredit bermasalah (NPL Nett) ditekan hingga 1,39 persen, sebagai upaya memperkuat kualitas aset bank.
Dari sisi belanja modal (capex), hingga akhir kuartal I 2025, OK Bank telah menyerap sekitar 7 persen dari total anggaran tahunan sebesar Rp29,5 miliar, atau setara Rp2,06 miliar. Investasi ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur operasional dan peningkatan layanan berbasis teknologi.
“Pengalokasian capex ini mencerminkan komitmen kami untuk meningkatkan kapabilitas teknologi dan kualitas layanan nasabah,” tambah Hendra.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa strategi utama OK Bank di tahun ini mencakup peningkatan aset melalui ekspansi kredit di segmen korporasi dan komersial, penyempurnaan sistem skoring debitur, serta pengembangan fitur autodebit untuk nasabah ritel. Transformasi digital juga menjadi prioritas, disertai dengan penguatan sistem keamanan.
“Peningkatan pendanaan bank tetap dilakukan dengan memperhatikan efisiensi Cost of Fund guna menjaga Net Interest Margin tetap optimal,” jelasnya.
Saat ini, mayoritas saham OK Bank dikendalikan oleh OK Next Co. Ltd, yang memiliki porsi kepemilikan sebesar 89,73 persen. OK Next Co. Ltd merupakan bagian dari APRO Financial Group yang berbasis di Korea Selatan.
OK Bank saat ini mengoperasikan 1 kantor pusat di DKI Jakarta, 5 kantor cabang di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Denpasar, dan Bandung, serta 10 kantor cabang pembantu yang tersebar di kawasan bisnis Jakarta, Cikarang, dan Serpong.