Strategi Jitu Pemerintah Jaga Ekonomi di Tengah Guncangan Global 2025

Loading

goodmoneyID – Prospek pertumbuhan ekonomi global Kembali dibayangi ketidakpastian. Dalam World Economic Forum (WEO) bulan April 2025, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,8% pada 2025 dan 3,0% pada 2026. Proyeksi ini mengalami penurunan dibandingkan dengan proyeksi pada Januari 2025. Proyeksi angka pertumbuhan ekonomi turun 0,5 poin pada 2025 dan 0,3 poin pada 2026.

Perlambatan ekonomi yang melanda negara-negara maju seperti Amerika Serikat, kawasan Eropa, dan Tiongkok menjadi sorotan utama dalam dinamika ekonomi global saat ini. Pertumbuhan yang melemah di negara-negara tersebut dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan moneter ketat, ketegangan geopolitik yang berkepanjangan, hingga gangguan rantai pasok global yang belum sepenuhnya pulih.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Parjiono menjelaskan perlambatan ekonomi di negara-negara maju tersebut memiliki potensi untuk memberikan dampak terhadap negara berkembang melalui beberapa jalur utama.

Pertama, penurunan permintaan dari negara maju dapat mengurangi volume ekspor Indonesia, yang pada gilirannya akan menekan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Kedua, sentimen global yang memburuk dan meningkatnya risiko dapat mengurangi aliran investasi asing langsung dan investasi portofolio ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga, volatilitas pasar keuangan global dapat meningkat, yang dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah dan stabilitas sistem keuangan domestik.

“Namun demikian, Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang relatif kuat, berkat pasar domestik yang besar, diversifikasi ekonomi, dan kebijakan makroprudensial yang kuat,” ungkap Parjiono.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menunjukkan kekuatan di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Pada kuartal pertama tahun 2025, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,87% dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun negara-negara maju sedang mengalami perlambatan dan tensi perdagangan dunia meningkat akibat perang tarif yang dipicu Amerika Serikat.

Kondisi pasar tenaga kerja juga cukup menggembirakan. Tingkat pengangguran turun dari 4,82% pada Februari 2024 menjadi 4,76% setahun kemudian. Sementara itu, jumlah lapangan kerja yang tercipta di Februari 2025 mencapai 3,59 juta, naik dari 3,55 juta orang pada tahun sebelumnya. Angka-angka ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih cukup tangguh menghadapi tekanan global.

Menurut Parjiono, tantangan utama untuk menahan dampak negatif dari perlambatan ekonomi negara maju adalah dengan berupaya memperkuat ketahanan ekonomi domestik. Salah satu upayanya adalah dengan menjaga daya beli masyarakat serta menjaga stabilitas makro ekonomi domestik lainnya seperti pergerakan nilai tukar rupiah dan aliran investasi ke dalam negeri.

“Di sisi eksternal, pemerintah aktif menjalin kerjasama internasional strategis untuk memperluas peluang dan mengurangi risiko global,” jelas Parjiono.

Perkuat daya tahan ekonomi
Untuk menghadapi gejolak ekonomi global yang terus berkembang, pemerintah Indonesia mengadopsi berbagai strategi guna memperkuat daya tahan ekonomi nasional. Upaya ini dimulai dari memperkuat fondasi ekonomi melalui kebijakan fiskal yang hati-hati serta reformasi struktural yang menyasar peningkatan efisiensi dan daya saing jangka panjang. Di sisi industri, pemerintah mendorong pengurangan ketergantungan pada impor dengan memperkuat kapasitas produksi dalam negeri, termasuk melalui hilirisasi sektor-sektor strategis agar produk Indonesia memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

Langkah ekspansi ekonomi juga diarahkan ke luar negeri dengan memperluas kerja sama perdagangan dan investasi ke negara-negara non-tradisional seperti di kawasan Afrika dan Timur Tengah. Dalam menjaga kestabilan keuangan, koordinasi antara lembaga-lembaga utama seperti Bank Indonesia, OJK, dan LPS terus diperkuat guna menjaga cadangan devisa dan stabilitas sektor keuangan nasional.

Secara khusus, untuk mengantisipasi dampak pengenaan tarif dari Amerika Serikat, pemerintah melakukan pendekatan diplomatik melalui jalur negosiasi guna meredakan bea masuk dan menyesuaikan arus impor. Selain itu, reformasi struktural terus digencarkan untuk memperbaiki iklim usaha, menghapus berbagai hambatan non-tarif, serta meningkatkan produktivitas nasional.

Pemerintah juga aktif menjajaki peluang baru melalui peningkatan kerja sama ekonomi dengan negara-negara mitra seperti BRICS, ASEAN+3, dan kawasan Eropa, sebagai langkah diversifikasi pasar guna mengurangi ketergantungan terhadap satu negara atau kawasan tertentu. Seluruh kebijakan ini dijalankan secara terkoordinasi dan adaptif, dengan harapan dapat menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah arus perubahan global yang cepat dan penuh ketidakpastian.

“Lebih lanjut, pemerintah Indonesia secara proaktif telah mengambil langkah-langkah strategis melalui kerjasama internasional. Negosiasi bilateral terus diintensifkan untuk memperluas akses pasar dan memperkuat hubungan ekonomi dengan berbagai negara,” Parjiono menegaskan.

Lebih lanjut, ia mengatakan partisipasi aktif dan dorongan kerjasama di berbagai forum multilateral, seperti dalam kesempatan Spring Meeting dan Pertemuan G20 pada April lalu serta Sidang Tahunan ADB dan Pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting pada awal Mei, menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencari solusi bersama untuk mengatasi tantangan geopolitik dan ekonomi global.

Pemetaan produk-produk unggulan untuk pasar regional seperti ASEAN+3, serta pasar potensial lainnya seperti Uni Eropa dan BRICS, juga menjadi bagian dari strategi untuk diversifikasi pasar ekspor dan mengurangi ketergantungan pada negara maju yang sedang melambat. Langkah-langkah kerjasama internasional ini diharapkan dapat membantu Indonesia mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak negatif dari gejolak ekonomi global.

Jaga iklim investasi
Pemerintah terus berupaya menciptakan lingkungan usaha yang lebih ramah dan menarik bagi investor. Ini dilakukan dengan menyederhanakan berbagai aturan, memberikan insentif pajak, mempercepat reformasi birokrasi agar lebih transparan, serta mendorong digitalisasi layanan publik agar proses perizinan dan administrasi menjadi lebih cepat dan mudah.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur juga digenjot untuk memperbaiki konektivitas antarwilayah dan menurunkan biaya logistik. Stabilitas politik dan kepastian hukum pun dijaga agar para investor merasa aman menanamkan modalnya. Selain itu, pemerintah juga mendorong diversifikasi pasar ekspor dan investasi ke berbagai negara, agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada satu negara atau kawasan tertentu dalam menghadapi ketidakpastian global.

“Ketidakpastian global menuntut kita untuk terus meningkatkan produktivitas dan daya saing. Ini berlaku untuk semua, baik pelaku usaha, pekerja, maupun masyarakat secara luas. Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui deregulasi, penyederhanaan birokrasi, dan pembangunan infrastruktur. Mari kita manfaatkan peluang ini untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan kita agar mampu bersaing di pasar global yang semakin kompetitif,” tutur Parjiono.

Pemerintah melihat ekonomi digital dan penguatan UMKM sebagai kunci penting bagi ketahanan ekonomi Indonesia di masa depan. Ekonomi digital membuka peluang pertumbuhan yang sangat besar, sementara UMKM memainkan peran strategis dalam menyerap tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru. Untuk itu, pemerintah terus mendorong transformasi digital dan memberikan dukungan nyata kepada pelaku UMKM, mulai dari pendampingan hingga akses pembiayaan, agar mereka bisa naik kelas dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

Di sisi lain, menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata juga menjadi prioritas. Pemerintah menjalankan kebijakan fiskal yang hati-hati, memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah, serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kestabilan makroekonomi dan menjaga daya beli masyarakat. Dalam menghadapi dinamika global, peran aktif masyarakat dalam menjaga suasana sosial dan ekonomi yang kondusif juga sangat dibutuhkan, sebagai bagian dari gotong royong untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Penting untuk tetap tenang dan tidak panik. Pemerintah menyadari sepenuhnya kompleksitas situasi global, dan Pemerintah terus melakukan pemantauan serta analisis yang mendalam terhadap setiap perkembangan,” pungkas Parjiono.

Artikel ini telah tayang di situs Media Keuangan | MK+ dengan judul “Strategi Jitu Pemerintah Jaga Ekonomi di Tengah Guncangan Global 2025 – Media Keuangan”
Lihat selengkapnya di sini: https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/strategi-jitu-pemerintah-jaga-ekonomi-di-tengah-guncangan-global-2025

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x