Pendiri Wardah Ungkap Rahasia Strategi Bisnis Agar Survive Di Tengah Pandemi

Loading

goodmoneyID – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dalam 4 bulan terakhir membuat beberapa sektor industri terpuruk. Semua perusahaan kini mengubah strategi bisnis, agar mampu bertahan di tengah pandemi.

Hal ini pun dilakukan oleh PT Paragon Technology and Innovation (PTI), sebuah perusahaan besar yang menangani 3 brand kosmetik lokal ternama, Wardah, Emina, dan Make Over.

CEO PT Paragon Technology and Innovation sekaligus pionir berdirinya Wardah, Nurhayati Subakat mengungkapkan bagaimana perusahaan yang dipimpinya itu mampu survive di tengah pandemi. Pandemi menyebabkan produksi wardah mengalami penurunan, karena permintaan juga berubah.

“Meskipun kini produksi turun karena permintaan yang berubah, tapi bisnis share kita masih naik. Kita nomor 1 di make up dan moisturizer, dan nomor 3 di Cleanser,” terang Nurhayati dalam sebuah Webinar dengan IPEMI, Jumat (26/6).

Nurhayati juga menyebutkan di tengah musibah pasti terdapat hikmah, begitu juga dengan wardah. Pandemi mempercepat penerapan teknologi 4.0, sehingga memangkas beberapa cost perusahaan. Seperti WFH (Work From Home) yang menuntut para karyawan bekerja dari rumah. Saat ini karyawan di wardah mayoritas adalah perempuan.

“Tahun lalu kita sudah menyarankan ibu-ibu ini bekerja dari rumah, staf kami dari pertengahan Maret sudah 2 bulan lebih bekerja dari rumah produktivitasnya masih terjaga, banyak cost yang bisa dipangkas dari Covid-19,” ujar Nurhayati,

Sehingga meskipun produksi perusahaan turun, Wardah masih bisa pertahankan karyawannya.

“Jadi ga ada PHK, tapi memang ada yang kontrak saja yang kami tidak teruskan itu juga tidak banyak, mereka juga masih kita latih lagi menjadi reseller,” imbuh Nurhayati.

Selain pengurungan cost, Pandemi juga menuntut para karyawannya lebih melek terhadap teknologi, sehingga meskipun WFH mereka tetap bisa efektif.

Wardah diketahui merupakan yang pertama menyumbang untuk penanganan Covid 19 di Indonesia, dengan nilai sumbangan mencapai Rp40 miliar. Hal ini berkat perusahaan yang dikelola Nurhayati mempunyai dan CSR yang biasanya mereka gunakan untuk beasiswa, namun di situasi genting Wardah alokasikan untuk membantu penanganan melawan pandemi Covid-19.

“2 tahun lalu kami mendapat pembelajaran dari pedagang Malaysia, ia menyarankan kalau perusahaan itu harus punya tabungan supaya jika ada masalah seperti virus, mereka masih mampu bertahan. Dari situlah kami punya tabungan saat ini, jadi ini perusahaan bisa selamat. Kami bisa optimis, dan selalu ikuti protokol kesehatan, dan mempercepat transformasi digital,” ujar Nurhayati.

Nurhayati juga menegaskan, saat ini yang terpenting bagi perusahaan adalah keselamatan karyawan, dimana begitu Covid-19 muncul para karyawan tidak dianjurkan naik kendaraan umum, dan selalu jaga jarak mengenakan masker serta banyak juga yang melakukan WFH.  Produksi di Pabrik juga kapasitasnya diturunkan.

Menghadapi New Normal, Wardah akan fokus pada pemanfaatan teknologi, dimana saat ini banyak karyawannya yang telah berpindah jualan menggunakan platform e-commerce. Wardah juga telah meluncurkan berbagai produk baru penunjang kesehatan seperti hand sanitizer.

“Dua tahun lalu digital online sudah mulai naik cepat yah, tahun lalu kita sudah melatih karyawan kita bekerja dan jualan dari offline ke online, tahun ini penjualan online kami naik 4x dari tahun lalu,” kata Nurhayati.

Beberapa tips pada para pelaku usaha yang sedang dilanda pandemi, di New Normal ini penting sekali untuk memanfaatkan teknologi dan terus melakukan inovasi. Misalnya dengan menjual barang secara online atau home delivery, sebab kondisi saat ini tidak memungkinkan seseorang untuk bertemu secara langsung.

Nurhayati menggaris bawahi bukan hanya menjual lewat online, tetapi para pelaku usaha harus mampu bagaimana mereka bisa menarik pelanggan lewat konten dan promosi yang menarik di sosial media.

“Kita harus belajar itu lebih canggih lagi, bagaimana caranya brand kita laku jgn hanya taruh aja di online, tapi pelajari juga bagaimana yang laku, kontennya bagaimana, promosinya kaya apa yang digital yang banyak mengundang perhatian,” tutup Nurhayati.